Terkait kekerasan yang terjadi di Rakhine, sejumlah jurnalis BBC diizinkan pemerintah Myanmar untuk meliput di daerah dengan mayoritas penghuni etnis muslim Rohingya.
Ke-18 jurnalis lokal dan asing tersebut menemukan fakta bahwa pasukan keamanan Myanmar bersama, dengan kelompok Budha garis keras sengaja membakar desa-desa Rohingya.
Bahkan umat Hindu yang secara fisik mirip Rohingya, dijadikan model untuk memanipulasi, sehingga terlihat seolah-olah umat muslim yang sengaja membakar rumah mereka sendiri.
Dalam melakukan liputannya, para jurnalis tersebut dikawal secara ketat oleh aparat keamanan. Mereka juga tidak diizinkan melakukan liputan sendiri selama berada di wilayah Rakhine.
Berdasarkan pengamatan para jurnalis, hampir seluruh desa yang dihuni oleh etnis minoritas Rohingya telah dibakar. Namun, pemerintah Myanmar malah menuduh ARSA dan beberapa warga muslim membakar desanya sendiri.
Di Sittwe, ibukota negara bagian Rakhine, militer Myanmar memberlakukan jam malam. Ketika jarum jam menunjukan pukul 6 sore, warga setempat dilarang berkeliaran di luar rumah.
Ketika berada di Maungdaw, para jurnalis mendapati beberapa warga Hindu yang memenuhi tenda-tenda pengungsian. Para pengungsi itu mengungkapkan bahwa mereka merupakan korban penyerangan warga Muslim.
Pernyataan mereka, menurut jurnalis BBC, berbeda dengan kisah orang Hindu yang telah menyelamatkan diri ke Bangladesh. Para pengungsi itu mengaku diserang oleh umat Buddha Rakhine setempat karena menyerupai Rohingya.
Namun para jurnalis tersebut meragukan keaslian pengakuan para pengungsi Hindu di Maungdaw, karena saat itu mereka dikelilingi oleh tentara bersenjata lengkap.
Ketika beberapa biksu mengatakan bahwa umat muslim telah membakar desanya sendiri, mereka kemudian menunjukan foto-foto sebagai bukti. Terlihat beberapa orang berparas mirip etnis Rohingya berpose di dekat rumah yang terbakar dengan ekspresi yang tampak aneh. Namun jurnalis menemukan fakta bahwa salah satu wanita di foto itu sebenarnya adalah seorang wanita Hindu, yang menjadi pengungsi di satu sekolah di Maungdaw.
“Mereka telah memalsukan foto agar terlihat seolah-olah umat Islam melakukan pembakaran,” kata jurnalis BBC.
Seorang tentara Myanmar juga mengatakan bahwa ARSA telah menguasai desa-desa Rohingya, dan memaksa satu pemuda dari setap keluarga untuk menjadi milisi. Mereka kemudian membakar desa-desa dan rumah-rumah mereka sendiri. Dia kemudian meminta jurnalis menanyakan hal itu kepada pengungsi Rohingya.
Namun jurnalis menduga pengungsi tersebut merupakan umat Hindu yang berparas mirip etnis Rohingya. Beberapa warga Muslim di tempat tersebut juga tampak takut untuk membuka suara.
Seorang pemuda mengatakan dirinya ingin melarikan diri ke Bangladesh, namun para pemimpin mereka telah menandatangani sebuah kesepakatan dengan pihak berwenang untuk tetap tinggal.
Para jurnalis juga mengatakan bahwa hampir semua pemukiman yang dilewati tampak sepi dan yang ada hanya kepulan asap yang menjulang tinggi. Sewaktu-waktu mereka mengaku mendengar suara tembakan senjata.
Pembakaran desa Rohingya diduga dilakukan oleh polisi dan tentara Myanmar, hal itu diperkuat dengan kebakaran yang tampak masih baru di sebuah perkampungan. Namun tepat di sebelah perkampungan itu terdapat pos polisi dan terlihat petugas tampak tidak peduli dengan kebakaran itu.
Pakaian wanita muslim juga terlihat jelas bertebaran di jalan berlumpur. Beberapa pemuda-pemuda berotot, memegang pedang dan parang, berdiri di jalan setapak, bingung melihat 18 wartawan dan tubuhnya mulai berkeringat ketika para jurnalis mendekati pemuda-pemuda itu. Dua di antaranya tergesa-gesa lari menjauh.
Jurnalis berhasil melakukan percakapan singkat dengan salah satu dari pengungsi Budha, yang mengaku bahwa mereka telah membakar rumah dengan bantuan polisi.
Fakta itu memperkuat laporan penggiat HAM dari Human Rights Watch yang mengatakan pembakaran dilakukan militer setelah memaksa warga desa mengungsi dan langkah ini ‘sepertinya menjadi modus untuk melakukan pembersihan etnik terhadap warga Muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine’.
Lebih dari 400 ribu etnis Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh untuk menghindari kekerasan di negara yang ditempati berdekade lamanya secara turun temurun. Rohingya adalah minoritas muslim di negara mayoritas Budha yang menolak mengakui kewarganegaraan mereka. []
Sumber: BBC/Yon Dema.