Ratusan Muslim Rohingya, termasuk anak-anak berdesak-desakan saat sebuah truk membagikan bantuan ke kota Balukhali, Cox’s Bazar, Bangladesh, Ahad (17/9/2017).
Saat truk berisi bantuan itu tiba, daerah yang dihuni oleh pengungsi Rohingya itu tengah dilanda hujan lebat. Ada banyak wanita dengan bayi di pundak mereka tetap berdiri di tengah hujan. Mereka menunggu giliran mendapat bantuan dari Truk itu.
Para pengungsi yang tinggal di Balukhali tak mendapat tempat tinggal yang nyaman. Dan saat hujan mengguyur Balukhali, tempat tinggal mereka semakin menghawatirkan.
Arefa, bersama ratusan orang Rohingya, salah satu di antara pengungsi yang menunggu bantuan dari truk itu.
Dia basah kuyup sambil menggendong anak perempuannya yang berusia dua tahun, Minara. Arefa menangis. Dia bilang tidak ada makanan untuknya dan kedua anaknya.
“Saya tidak punya makanan, tidak ada tempat berlindung dan tidak ada cara untuk memasak apapun,” katanya sambil air mata menetes ke bawah.
Arefa, tiba di sini dua hari yang lalu. Dia datang dari desa Lambaguna di distrik Akyab. Wanita ini berusia 40 tahun, namun terlihat lebih muda. Suami Arefa bernama Hussain. Ia ditembak mati oleh militer Myanmar saat pembantaian pada 25 Agustus lalu.
Saat ini, lebih dari 412.000 Rohingya, yang lolos dari tindakan militer Myanmar kini tinggal di tempat sementara tanpa tempat tinggal yang layak, air minum bersih dan sanitasi. []