TIDAK pelak dan tidak diragukan lagi, kalau remaja Islam saat ini sudah lama “diserang” dari berbagai arah dan berbagai cara oleh mereka yang tidak suka terhadap Islam. Mulai dari acara kontes menyanyi, olahraga sampai media ssial.
Hanya sayangnya, kebanyakan remaja Islam, banyak yang tidak menyadari bahaya tersebut. Tampaknya, apa-apa yang terjadi dan disodorkan hanyalah sebuah pilihan hidup yang sudah sewajarnya.
Tentu saja banyak faktor yang menyebabkannya—salah satunya adalah kurangnya pihak yang seharusnya memberikan informasi dan mengajarkan hal-hal yang sekarang tengah terjadi.
Misalnya saja acara televisi. Rasanya jarang sekali ada keluarga yang memberikan parental guidance (bimbingan) bagi anak-anak remajanya dalam menonton televisi.
https://www.youtube.com/watch?v=BVJCK8csat4
Remaja selalu saja dianggap sudah dewasa dan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang benar. Remaja yang pada dasarnya masih labil dan segala ingin mencoba menjadi selalu tergerak manakala mendapati sesuatu yang relatif baru yang ditemukannya.
Nah berikut ini adalah hal-hal yang seringkali membuat remaja Islam pada akhirnya menemukan “jalan” yang sangat modern-metropolis namun kebablasan—yang a la kuli haal, semuanya dalam bahasa Inggris dimulai dengan huruf “S”.
Song (lagu)
Rasanya tidak ada dari remaja yang tidak dekat dengan hal ini. Setiap remaja dipastikan menyukai satu jenis musik tertentu. Musik atau lagu bisa jadi dijadikan sebagai ungkapan gejolak perasaan dan jiwa remaja—remaja merasa terwakili olehnya. Padahal sesuatu yang ada dibalik lagu-lagu yang ada dan atau tengah beredar banyak menabrak tembok-tembok aqidah. Misalnya saja lagu Imagine-John Lennon, yang mengajarkan untuk hidup tanpa Tuhan. Dan semua lagu cinta yang ada sekarang selalu menunjukkan “penghambaan” yang mendalam terhadap lawan jenis.
Sport (olahraga)
Tidak pelak lagi kalau olah raga telah menjadi suatu budaya global yang merasuk ke semua pelosok. Olah raga sudah dibuat jadi semacam ritual dan modernitas bagi anak-anak muda, dan para atlet adalah nabi-nabinya. Sekarang, seorang atlet sepakbola sudah tidak ada ubahnya dengan artis yang juga banyak digilai oleh para remaja. Atlet-atlet diidolai oleh para remaja putri. Tingkat “pemujaan”nya, bahkan sudah ke tahap yang sangat pribadi.
Smoke (Rokok)
Ini mungkin banyak yang melanda remaja kaum Adam. Tahu kan, ada semacam aturan tertulis dalam pergaulan anak muda bahwa merokok bakalan bisa menaikan “derajat” dan “status sosial” seorang remaja di antara teman-temannya. Aturan yang kebablasan. Nah, yang bersangkutan tampaknya ngerasa cool saja ketika bisa melakukannya. Padahal jika kita lihat dari segi manfaat dan ruginya, merokok bagi siapapun lebih banyak ruginya. Selain mencemari dan meracuni lingkungan, orang lain, dan diri sendiri, ditambah hampir pasti remaja masih bergantung kepada orang tua dalam hal ini buat beli rokok. Alangkah mubazirnya setiap receh yang dicari dengan susah payah oleh orang tuanya, kemudian dibelanjakan atau dipergunakan untuk membeli sesuatu yang benar-benar tidak ada manfaatnya sama sekali.
Style (Busana)
Remaja hampir selalu saja pasti ingin kelihatan gaya. Istilah kerennya banci tampil. Artinya, sudah bukan rahasia lagi kalau remaja benar-benar tergila-gila oleh barang-barang yang bermerek dan harganya mahal. Dunia fesyen mengajarkan remaja untuk jadi konsumtif dalam menggunakan uang. Remaja akan merasa cekak atau bokek manakala pergi ke pusat pertokoan dengan hanya bermodal Rp. 50.000s aja, tapi ironisnya jumlah uang itu bagi mereka dirasakan terlampau besar jika harus diinfaqkan untuk kegiatan Islam.
Kita tentu tahu bahwa pangsa pasar Internasional untuk remaja di Indonesia termasuk besar sekali—bahkan cukup besar untuk ukuran negara-negara Asia lainnya. Saat ini di Indonesia tercatat ada sekitar 40 juta remaja. Jika hanya setengahnya saja menjadi korban mode, berapa keuntungan yang bisa dikeruk oleh para produsen pakaian?
Masalahnya dalam hal ini tidak cukup sampai di situ. Saat ini kita melihat dimana-mana bahwa perkembangan mode benar-benar sudah menabrak nilai- nilai Islam. Lihatlah remaja-remaja perempuan yang berpakaian sangat ketat, bahkan bisa juga memakai celana pendek, baju yang you can see (tidak ada lengannya), hingga—maaf— pakaian dalamnya bisa kelihatan. Astagfirullah!
Seks
Seks adalah menu paling akhir yang disajikan oleh mereka yang berminat menghancurkan remaja Islam. Kita tentu tahu sekali bahwa salah satu misi meeka yang berniat menghancurkan generasi Islam adalah dengan pornografi. “Ketika seorang remaja Islam mati kelak,” begitu pernyataannya kira-kira, “kita bakalan membuat mereka tengah mengantongi buku porno, bukannya Alquran.”
Jika kita tidak waspada, sudah dapat dipastikan bahwa generasi muda bangsa ini tengah berada di ambang kehancuran moral yang sangat dahsyat. []