SAYA tahu seorang lelaki yang kehilangan orang tuanya, tapi menolak disebut anak yatim.
Dia adalah seorang pria yang bisa mencintai seorang wanita yang lebih tua daripadanya. Si perempuan itu mendampinginya dan membuat si lelaki lebih kuat, membuka hatinya untuk si lelaki, dan tidak pernah takut hidup bersama lelaki itu.
Dan si lelaki pun sangat romantis dan setia padanya sampai napas terakhirnya.
Ia mencuci bajunya sendiri. Bila robek, maka ia akan menisiknya pula sendirian. Dia tampan, berani dan tak kenal takut.
Dia tidak pernah menilai siapa pun akan masa lalu atau penampilan mereka. Ia berpikiran terbuka dan toleran.
Tetangganya adalah seorang Yahudi dan sepupunya malah seorang pendeta Kristen.
Ia dipukuli dan diasingkan ketika ia tak berdaya, namun ia sangat penyayang ketika ia berkuasa.
Ia cerdas, bijaksana dan pekerja keras. Ia membangun sebuah bangsa yang lama yang tidak pernah ada sebelumnya dalam 23 tahun terakhir hidupnya.
Dia tidak punya orang tua, tetapi mencintai putri dan cucu-cucunya.
Di antara kata-kata wasiat terakhirnya adalah “Berahlak baiklah pada wanita”.
Lelaki ini adalah rahmat bagi seluruh umat manusia.
Tahukah Anda siapa lelaki itu?
Lelaki itu nabi saya, Muhammad SAW. []