Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling mulia, bahkan dikatakan ia adalah manusia termulia setelah para nabi dan rasul. Keutamannya adalah sesuatu yang melegenda.
Allah telah mempersaksikan persahabatan Rasulullah dengan Abu Bakar dalam Al-Qur`an, yaitu dalam firman-Nya : “…sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada sahabatnya: `Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita’.” (QS at-Taubah : 40)
`Aisyah, Abu Sa’id dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan : “Abu Bakar-lah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut.”
Saking dekat dan cintanya Rosulullah kepada Abu Bakar sampai ia mengatakan dalam sabdanya, “Sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai kekasih-Nya, sebagaimana Dia menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Dan kalau saja aku mengambil dari umatku sebagai kekasih, akan aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasih.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Abu Bakar merupakan seorang yang terkenal dengan kebaikan, keberanian, sangat kuat pendiriannya, mampu berpikir tenang dalam keadaan genting sekalipun. Ia juga dikenal tidak pernah melakukan akhlak-akhlak tercela pada masa jahiliyah.
Bahkan, Abu Bakar menerima jasa memerah susu kambing untuk penduduk desa, padahal ketika itu beliau telah dibai`at menjadi khalifah.
Seorang wanita desa berkata: “Sekarang Abu Bakar tidak akan lagi memerahkan susu kambing kami.” Lalu perkataan itu terdengar oleh Abu Bakar sehingga dia berkata: “tidak, bahkan aku akan tetap menerima jasa memerah susu kambing kalian.”
Demikianlah Abu Bakar ash-Shiddiq dengan keutamaan-keutamaan yang ada padanya. Sebuah keistimewaan yang patut dijadikan contoh bagi kita sebagai umat Rosulullah. []