RUSIA—Larangan mengenakan jilbab di sekolah-sekolah Rusia telah menimbulkan pro dan kontra. Berdasarkan hasil jajak pendapat yang dilakukan Pusat Penelitian Opini Publik Rusia (VTsIOM), Rabu (31/1/2017) menyimpulkan bahwa hampir separuh warga Rusia menolak larangan berjilbab ini.
“Satu dari dua responden menolak larangan pemakaian jilbab. Alasannya agar anak-anak dari keluarga Muslim dapat bersekolah dengan tenang,” demikian dipaparkan dalam hasil jajak pendapat tersebut, RBTH melaporkan pada Kamis (2/2/2017).
Direktur Program Khusus VTsIOM Elena Mikhailova mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, toleransi sosial dan psikologis masyarakat Rusia terhadap agama sudah lebih meningkat. Menurutnya, orang-orang yang mempelajari agama kini sudah lebih mengerti mengenai pentingnya atribut keagamaan, seperti jilbab.
“Anak-anak muda zaman sekarang tidak terlalu mempersoalkan penampilan yang menunjukkan identitas suatu agama. Ini menjadi kunci pengembangan hubungan antar umat beragama yang nyaman dan harmonis di negara ini,” ungkap Elena.
Berdasarkan survei, 47 persen responden yang menolak larangan penggunaan kerudung di sekolah sebagian besar berasal dari kalangan anak muda yang berusia di antara 18 – 24 tahun. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan survei pada 2012, yaitu sebesar 35 persen.
Namun di sisi lain, sebanyak 47 persen responden lainnya yang mayoritas berusia di atas 45 tahun menilai penggunaan jilbab di sekolah tidak dapat diterima. Sementara enam persen lainnya menolak berpendapat.
Jajak pendapat ini dilakukan pada 28 – 29 Januari 2017 melalui wawancara telepon dengan melibatkan 1.200 responden.
Islam di Rusia adalah agama dengan jumlah penganut terbesar kedua setelah Kristen Ortodoks, yakni sekitar 21 – 28 juta penduduk atau 15 – 20 persen dari sekitar 142 juta penduduk. []