PALESTINA–Seorang pemain sirkus Palestina yang menjadi korban penahanan sewenang-wenang Israel telah dibebaskan pada 31 Agustus lalu. Ia menjadi korban kebijakan penahanan administratif kontroversial Israel yang ditahan sejak dua tahun lalu, Memo mengutip Amnesty International melaporkan pada Jumat (22/9/2017).
Mohammad Abu Sakha, 24, telah ditahan pada 14 Desember 2015 lalu ketika melintasi pos pemeriksaan militer Israel Zaatara di dekat Nablus. Padahal, ketika itu Abu Sakha dalam perjalanan untuk bekerja di desa Birzeit dekat Ramallah, Tepi Barat. Meski tak mengancam tentara Israel, Abu Sakha tetap ditangkap tanpa tuduhan.
Namun, pada persidangan pada tanggal 5 Desember 2016 di Pengadilan Tinggi Israel, hakim IsraelĀ mengatakan kepada pengacara Abu Sakha bahwa ada “bukti” rahasia yang disediakan oleh Agen Keamanan Israel (ISA).
ISA mengaku bahwa pasukan keamanan Israel telah menunjukkan bahwa Abu Sakha menunjukkan “ancaman terhadap keamanan Negara Israel “.
Pengacaranya mengatakan bahwa tidak ada bukti baru yang ditambahkan kepada istrinya sejak penangkapan Mohammad pada bulan Desember 2015.
“Namun, sistem penahanan administratif berarti bahwa baik Mohammad maupun pengacaranya tidak dapat meninjau ‘bukti’ terhadapnya, dan karena itu tidak dapat membela kasus tersebut,” ungkap pejabat Amnesty. []