Oleh: Zaky Dafa
KOMUNISME, yang mencapai puncak sejarahnya melalui dua tokoh filsuf Jerman, Karl Mark dan Friedrich Engels pada abad ke-19, telah begitu banyak menumpahkan darah di berbagai belahan bumi. melebihi apa yang dilakukan oleh kaum Nazi dan para penjajah.
Paham ini telah merenggut nyawa orang-orang yang tidak berdosa, memunculkan gelombang kekerasan, dan menebarkan rasa ketakutan serta putus asa di kalangan umat manusia. Tak peduli, meskipun orang-orang Komunis dan Marxis yang “tak pernah jera” tersebut telah menjadi “liberal”, filsafat materialis, yang merupakan sisi gelap Komunisme dan Maxisme, dan yang memalingkan manusia dari agama dan nilai-nilai akhlak, masih tetap berpengaruh pada mereka.
Tetapi, ada satu hal yang belum dimiliki Marx dan Engels: agar dapat menarik pengikut di kalangan masyarakat secara lebih luas, mereka perlu membungkus ideologi mereka dengan penampakan ilmiah. Inilah awal dari terbentuknya ideologi gabungan berbahaya yang kemudian memunculkan penderitaan, kekacauan, pembunuhan masal, pertikaian sesama saudara, dan perpecahan di abad ke-20.
Darwin mengemukakan teorinya tentang evolusi dalam bukunya The Origin of Species. Dan sungguh menarik bahwa pernyataan utama yang ia kemukakan adalah penjelasan yang sedang dicari-cari oleh Marx dan Engels. Darwin menyatakan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada sebagai hasil dari “perjuangan untuk mempertahankan hidup” atau “konflik dialektika”. Lebih dari itu, ia mengingkari penciptaan dan menolak keyakinan terhadap agama. Bagi Marx dan Engels hal ini merupakan kesempatan yang tidak boleh disia-siakan.
Sedemikian pentingnya Darwinisme bagi komunisme sehingga hanya beberapa bulan setelah buku Darwin terbit, Engels menulis kepada Marx, “Darwin, yang (bukunya) kini sedang saya baca, sungguh mengagumkan.” Marx menjawab tulisan Engels pada tanggal 19 Desember 1860, dengan mengatakan, “Ini adalah buku yang berisi dasar berpijak pada sejarah alam bagi pandangan kita.” (Conway Zirkle, Evolution, Marxian Biology and the Social Scene, Philadelphia: University of Pennsylvania Press, 1959, hal.85-87)
Pengagungan Marx dan Engels terhadap Teori Evolusi Darwin
Karl Mark, bapak pendiri Komunisme, sangat terpengaruh oleh gagasan Darwin, dan menggunakan gagasan ini untuk menjelaskan proses dialektika sejarah. Menurut Marx, masyarakat menempuh tahapan-tahapan yang berbeda dalam sejarah, dan yang menentukan tahap-tahap tersebut adalah perubahan dalam sarana produksi dan hubungan-hubungan produksi.
Berdasarkan pandangan ini, ekonomi menjadi penentu segala sesuatu yang lain. Sejarah melewati beberapa tahapan evolusi: Masyarakat primitif, masyarakat budak, masyarakat feodal, masyarakat kapitalis, dan masyarakat Komunis sebagai tahapan yang terakhir.
Marx menunjukkan rasa simpatinya terhadap Darwin dengan mempersembahkan karya terpentingnya, Das Kapital, kepada Darwin. Salinan buku jilid pertama karya Marx yang dimiliki Darwin dibubuhi tulisan tangan Marx sendiri, yang menggambarkan dirinya sebagai “pengagum tulus” sang Naturalis Inggris, yakni Darwin. (Stephen Jay Gould, Ever Since Darwin, W. W. Norton & Company, New York, 1992, hal. 26)
Engels juga mengakui kekagumannya pada Darwin dalam pernyataannya:
“Alam adalah ujian bagi dialektika, dan perlu dikemukakan…bahwa pada akhirnya, alam berjalan secara dialektik dan bukan secara metafisik…Dalam hal ini, nama Darwin mesti disebut sebelum yang lain.” (Friedrich Engels, Socialism: Utopian and Scientific, Foreign Languages Press, Peking 1975, hal. 67)
Engels memuji Darwin dan Marx sebagai dua orang yang memiliki kesamaan, “Sebagaimana Darwin menemukan hukum evolusi pada alam kehidupan, Marx menemukan hukum evolusi pada sejarah manusia,” katanya. (Gertrude Himmelfarb, Darwin and the Darwinian Revolution, London: Chatto & Windus, 1959, hal. 348-349)
Tom Bethell, dari majalah Harper’s, menjelaskan kaitan mendasar antara Marx dan Darwin sebagaimana berikut:
“Marx mengagumi buku Darwin bukan karena alasan ekonomis, namun karena alasan yang lebih mendasar bahwa alam semesta menurut Darwin sepenuhnya bersifat materialistik, dan penjelasan tentang hal ini tidak lagi merujuk kepada penyebab yang tidak nampak, yang bukan materi di luar atau di ‘balik’ alam semesta. Berkenaan dengan hal yang penting ini, Darwin dan Marx benar-benar kawan sejati.” (Tom Bethell, “Burning Darwin to Save Marx”, Harper’s Magazine, (December 1978), hal. 37)
Pengaruh Teori Darwin terhadap Pengikut Komunisme
Karena teori evolusi Darwin sangat berpengaruh kuat terhadap ideologi komunisme Marx, maka hal ini juga mempengaruhi cara berpikir para pemimpin negara yang mengikuti ideologi Marxis tersebut.
John N. Moore berbicara mengenai kaitan antara evolusi dan para pemimpin Uni Soviet yang menerapkan gagasan Marx dan Engels di Rusia, “Pemikiran para pemimpin Uni Soviet berakar kuat pada cara pandang evolusi.” (John N. Moore, The Impact of Evolution on the Social Sciences, Impact No. 52, www.icr.org/pubs/imp/imp-052.htm)
Salah satu pemimpin komunis tersohor, Lenin seringkali menegaskan bahwa teori Darwin merupakan landasan berpijak yang sangat penting bagi filsafat materialis dialektika. Salah satu pernyataannya mengungkap pandangannya tentang Darwinisme. []
BERSAMBUNG