SANG istri yang aktif di pura, aga sulit dikenalkan kepada Islam. Chandara tak kehilangan akal. Ia mencoba memperlihatkan tayangan Islam Malaysia kepada sang istri. Melihat tingkah sang suami, Indrani kesal kepada suaminya. Akan tetapi Chandara dengan tegas berkata bahwa dirinya tak lagi percaya pada agamanya yang dulu.
Chandara terus mempengaruhi sang Istri agar percaya kepada Islam. Ia mulai membeli Al-Quran terjemah. Selain itu ia juga banyak membeli buku-buku tentang agama Islam, Kristen, Sikhisme dan Hindu. Ia menyuruh sang istri membangdingkan agama-agama tersebut.
Lalu, apa yang terjadi, sang istri bersikeras tak mau mempelajari buku-buku itu. Ia tetap teguh pada keyakinannya. Namun, tidak ada seorang pun yang bisa menolak hidayah Allah. Meski Indrani tidak berniat membaca Al-Quran atau pun buku-buku tentang Islam, ternyata hatinya tergerak membaca buku-buku itu.
Indrani seringkali merasa sulit tidur. Saat kondisi itu menyerangnya, ia justru membaca Al-Quran. Setiap malam, ia terus melakukan hal itu—membaca Al-Quran saat sulit tidur. Indrani merasa tersesat sejak sang suami menyingkirkan dewa-dewa dalam rumahnya. Dia tak lagi bisa berdoa kepada mereka. Maka, Al-Quran lah yang ia baca ketika itu.
Kebiasaannya membaca Al-Quran membuatnya sering bermimpi aneh. Indrani yang saat itu tengah hamil, sering bermimpi tentang Ka’bah. Mimipinya itu ia ceritakan kepada temannya yang muslim. Temannya mengatakan, Indrani beruntung karena memimpikan tempat tersebut.
Di sisi lain, Indrani juga memimpikan dewa-dewa yang mengancam dirinya. Namun, ia lebih banyak bermimpi tentang Islam dan orang-orang Muslim yang shalih. Dalam kondisi itu, ia terus berdoa kepada dewa, namun hati kecilnya masih bertanya-tanya tentang mimipinya.
Di hari yang lain, ia kembali bermimpi. Kali ini ia mendengar suara dari jendela kamar yang terbuka. Suara itu berkata, “Saya adalah Muhammad, Rasulullah. Ikuti jalan saya dan semua kejahatan akan hilang. Jika Anda ingin tahu lebih banyak, tanyakan pada suami Anda,” katanya menirukan suara dalam mimpi tersebut.
Dia terbangun setelah mengalami mimpi tersebut. Namun ia kembali tidur dan mengalami mimpi yang kedua. Dalam mimpinya yang kedua ini, ia melihat dirinya menceritakan mimpi bertemu Rasulullah kepada suaminya. Sang suami lalu menyuruhnya melihat ke luar jendela.
Saat melihat jendela, ia melihat Yusuf Islam sedang berdakwah di depan umat Islam lainnya. Indrani belum pernah melihat Yusuf Islam sebelumnya tapi dia pernah mendengar tentang dia. Entah bagaimana, dalam mimpinya, dia tahu itu adalah Yusuf Islam.
Mimpi-mimpi ini memiliki dampak yang sangat kuat pada kepercayaan Indrani. Dia semakin tertarik pada Islam dan ingin mengikuti jalan Muhammad, Rasulullah, ﷺ. Dia ingin menerima Islam, tapi dia takut ada sesuatu yang menimpa bayinya. Dia kembali teringat ancaman dari dewa-dewa dalam mimpinya itu. Namun setelah melahirkan dengan selamat, Indrani mengatakan kepada suaminya bahwa dia sudah siap masuk Islam.
Saat mengumumkan mereka berdua masuk Islam. Keluarga menengtang mereka, apalagi saat Indrani mengenakan jilbab, keluarga besarnya menentang. Ayah ibu mereka juga tak mau mengakui ketiga anaknya Indrani sebagai cucu. Meski begitu, mereka berdua bersabar dan yakin orang tuanya akan kembali baik. Dan pada akhirnya, berkat kesabaran dan juga mereka yang terus berbuat baik, akhirnya orang tua mereka bisa menerima keduanya masuk Islam. []