PESAN “Bawa Rasul ke Pasar” ini disampaikan oleh penulis saat mengisi diskusi panel kemarin di Istanbul 23 September 2017, dalam acara Youth Education and Entrepreneurship Summit (YEES!). Acara ini diadakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) dan Youth Break the Boundaries, yang dipimpin oleh Firdaus Guritno, mahasiswa S1 jurusan Kimia Istanbul Tehnical University, Turki yang juga staf perwakilan Aksi Cepat Tanggap Turki.
Mengapa perlu Rasul ketika ke pasar?
Pasar adalah suatu tempat dimana perdagangan terjadi, dimana pembeli dan penjual ditentukan, objek yang dibeli dan dijual berada, dan akad jual beli terjadi. Walau perdagangan saat ini bukan hanya dalam bentuk perdagangan yang dapat dilihat secara fisik, misalnya online, tetap rukun-rukunnya harus dipenuhi. Jadi pasar yang dimaksud bukan hanya pasar tradisional, tetapi juga mall, toko dan warung, SOGO Jongkok, termasuk juga pasar online.
Membawa “Rasul” artinya membawa ajarannya ketika bertransaksi, mengikuti sunahnya ketika menjadi penjual maupun pembeli. Semua jenis akad harus dipahami supaya tidak terjebak dalam riba’, gharar, maysir dan lain sebagainya. Untuk itu semua yang akan masuk pasar harus paham ilmunya.
Apa saja tips masuk pasar?
Berikut adalah tips masuk pasar agar apa yang ditransaksikan mendatangkan manfaat dan berkah bagi yang memasukinya.
1. Belajar ilmu pasar
Ustadz Shaifurrokhman Mahfudz, salah satu Imam di Masjid Andalusia Sentul City Bogor menyampaikan bahwa tepat sekali anjuran Sayyidina Umar bin Khattab ra yang mempertegas bagi siapapun yang akan masuk ke pasarnya harus tahu seluk beluk agama. digolongkan sebagai hasan oleh Al Albani di Sahih al-Tirmidzi (487). Hal ini dipertegas oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra yang mengatakan bahwa sebelum melakukan perdagangan seharusnya belajar tentang ilmu agama agar terhindar dari riba. Hal ini penting supaya para penjual maupun pembeli di pasar dapat terhindar dari praktik riba dan hal – hal yang tidak memenuhi syarat syariah.
Yang dimaksud dengan ilmu agama di pasar ini adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan jenis-jenis akad serta akhlaq ketika bertransaksi. Jenis akad yang harus dipelajari setidaknya adalah: akad jual beli (Murabahah, Salam, Istishna), akad sewa menyewa (Ijarah, Ijarah Muntahiya Bittamlik, Mukhabara), akad kemitraan (Mudharabah, Musyarakah, Muzara’ah). Adapun akhlaq ketika Rasulullah di pasar adalah selalu mengaplikasikan sifatnya yang empat yaitu; sifat Siddiq (berkata benar), Amanah (terpercaya), Fathonah (cerdas), Tabligh (menyampaikan).
2. Berzikir sebelum masuk pasar
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.”(QS. Al Ahzab (33): 41-42).
Perintah untuk mengingat Allah SWT adalah sepanjang waktu termasuk juga ketika masuk pasar. Seperti yang disampaikan oleh Sayyidina Umar bin Khathab ra, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa masuk pasar lalu ia mengucapkan, “Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu yuhyii wa yumiit, wa huwa hayyuu la yamuutu biyadihil khoir, wa huwa ‘alaa kulli syai’in qodiir” yang artinya “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dia-lah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Dia-lah Yang Hidup, tidak akan mati. Di tangan-Nya kebaikan. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu,” niscaya Allah menuliskan baginya sejuta kebaikan dan menghapuskan darinya sejuta kejelekan serta mengangkat derajatnya hingga sejuta derajat”.” (HR. At-Tirmidzi no. 3350, Ibnu Majah no. 2226, Al-Hakim no. 1930. Syaikh Al-Albanimenyatakan, hadits tersebut hasan dalam Shahih wa Dhaif Sunan Ibnu Majah no. 2235, dan Shahih wa Dhaif Sunan At-Tirmidzi no. 3428, Shahih al-Jami no. 6231, Misykah al-Mashabih no. 2431, Shahih al-Targhib wa Tarhib no. 1694). Dalam riwayat Ahmad terdapat tambahan, “Dan Allah membangunkan baginya rumah di surga.”
Hal ini penting supaya ketik berada di pasar kita dilindungi Allah SWT baik dari kejahatan orang maupun khilaf ketika berbelanja dan bersikap.
3. Berdoa agar tidak terlilit hutang
Seperti dalam sebuah hadits, ‘Aisyah ra mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah SAW berdo’a dalam shalat: “Allahumma innii a’uudzu bika minal ma’tsami wal maghram” (Ya Allah aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan terlilit hutang). Lalu ada seseorang yang bertanya: “Mengapa anda banyak meminta perlindungan dari hutang, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Sesungguhnya seseorang apabila sedang berhutang ketika dia berbicara biasanya berdusta dan bila berjanji sering menyelisihinya”. (HR Bukhari 2222; Muslim 925; Abu Daud 746; Nasai 1292).
4. Cepat keluar dari pasar
Banyak godaan di pasar atau toko yang harus dihindari mulai dari godaan nafsu belanja, berhadapan dengan non-muhrim dan mengurangi waktu ke masjid. Maka dari itu buat perencanaan yang baik untuk apa ke pasar dan ketika selesai sebaiknya bergegas keluar. Hal ini merujuk kepada sebuah hadits dari Salman ra, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (2451): “Janganlah engkau menjadi orang pertama yang masuk pasar jika engkau mampu dan jangan pula menjadi orang paling terakhir yang keluar darinya pasar karena pasar itu adalah tempat peperangan para syaitan dan disanalah ditancapkan benderanya.”
5. Membuat perencanaan catatan
Membuat perencanaan dan catatan utang-piutang adalah sesuai dengan seruan QS Al-Baqarah (2): 282 agar mencatat transaksi dengan pembayaran yang ditangguhkan supaya terhindari dari perselisihan dan sengketa; Al-Hasyr (59):18 mengenai persiapan kita untuk hari akhirat sehingga diperlukan perencanaan sedini mungkin. Bukan hanya utang-piutang tetapi catatan transaksi atau belanja tunai juga dianjurkan untuk perencanaan keuangan yang baik. Perencanan belanja dan pengeluaran perlu dicocokkan karena jangan sampai apa yang direncanakan tidak sama dengan apa yang dibelanjakan. Biasanya apa yang dibelanjakan cenderung lebih banyak apalagi banyak potongan harga yang cukup menggiurkan di toko-toko saat pasar dikunjungi. Impulse shopping umumnya dapat meningkatkan jumlah pembeli sebanyak 50-100% dari jumlah pembeli yang sebenarnya. Artinya yamg tadinya hanya ingin ke pasar untuk melihat-lihat (window shopping) menjadi ikutan membeli.
Demikian “Pesan Rasul” ini disampaikan, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bis-shawaab. Salam Sakinah []
Dr. Murniati Mukhlisin M.Acc
Konsultan Sakinah Finance/Wakil Ketua STEI Tazkia