SEBAGAI makhluk sosial, kita hidup bersama, berdampingan dengan yang lain. Sebab, dari kebersamaan itu memudahkan kita dalam menjalankan kehidupan. Di mana ketika terjadi sesuatu pada diri kita, maka orang-orang terdekatlah yang dapat membantu. Dari itu, berbuat baik pada orang lain menjadi hal utama bagi kita.
Tapi, bagaimana jadinya jika seseorang sudah tidak lagi merasa aman pada temannya sendiri? Mungkin, ketika berpapasan ia tidak menunjukkan hal itu, akan tetapi di dalam hatinya tersimpan rasa khawatir dan tidak nyaman. Hal inilah yang akan terjadi menjelang akhir zaman.
Abu Dawud menuturkan, ayahku bercerita kepada kami, Syihab bin Syihab bin Hurasy bercerita kepada kami, dari Qasim bin Ghazwan, dari Ishaq bin Rasyid Al-Jariri, dari Salim, Amr bin Wabishah bercerita kepadaku, dari ayahnya, dari Ibnu Mas’ud, ia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda (ia menyebut sebagian isi hadis Abu Bakrah), “Semua yang terbunuh (dalam fitnah ini) berada di neraka.”
Wabishah (perawi hadis) berkata dalam riwayat hadis ini, “Kapan itu terjadi, wahai Ibnu Mas’ud?”
Ibnu Mas’ud menjawab, “Itu terjadi pada masa-masa pembunuhan, di mana seseorang tidak merasa aman pada temannya.”
Wabishah bertanya, “Apa yang kau perintahkan padaku jika aku menjumpai zaman itu?”
Ibnu Mas’ud menjawab, “Tahanlah lisan dan tanganmu, dan tetaplah berada di dalam rumahmu.”
Wabishah berkata, “Saat Utsman terbunuh, hatiku naik darah.”
Aku (Wabishah) kemudian berkendara hingga tiba di Damaskus, lalu aku bertemu Hudzaim bin Fatik Al-Asadi. Ia bersumpah dengan menyebut nama Allah yang tiada ilah (yang berhak diibadahi dengan sebenarnya) selain-Nya, ‘Aku pernah mendengarnya dari Rasulullah SAW’.” []
Sumber: Bencana dan Peperangan Akhir Zaman Sebagimana Rasulullah SAW Kabarkan/Karya: Ibnu Katsir/Penerbit: Ummul Qura