SERINGKALI kita mendengar suatu kisah, bahwa ternyata yang memperoleh azab Allah Subhanahu wa Ta’ala itu bukan hanya orang-orang durhaka saja. Tetapi, ahli ibadah, yang kita kagumi dan hormati juga bisa memperolehnya. Tapi, bagaimana bisa? Bukankah ia selalu beribadah kepada Allah?
Bahwa ternyata ada dua alasan yang menyebabkan ahli ibadah diazab oleh Allah. Apa sajakah itu?
1. Riya’
Sifat pertama yang ternyata mampu menjerumuskan seorang ahli ibadah tetap mendapatkan azab bahkan menjadi penghuni neraka adalah karena mereka riya’. Jadi semua amalan shaleh yang dilakukannya selama di dunia itu bukan untuk mencari ridha Allah, melainkan dilakukan karena ingin riya’ (pamer) dan mengharapkan pujian dari manusia.
2. Mengungkit-Ungkit Kebaikan
Sifat selanjutnya yang ternyata mampu menjerumuskan ahli ibadah mendapatkan azab Allah adalah mereka yang mengungkit-ungkit ibadah. Bahkan orang yang gemar mengungkit-ungkit kebaikan yang telah dilakukannya akan dijauhkan dari surga dan tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat. Mengungkit kebaikan juga bisa menyakiti perasaan orang lain yang ditolong dan tentu saja hal ini tidak baik bagi hubungan persaudaraan terhadap sesama.
Orang yang mengungkit kebaikan yang telah dilakukan biasanya juga memiliki sifat riya’. Oleh karena itu, riya’ harus dihindari karena dapat menjadi sumber kebangkrutan di hari akhir. Sifat dan karakter ini juga termasuk golongan orang-orang yang munafik.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali,” (QS. An Nisaa’ [4]: 142). []