Tradisi menunda pekerjaan saat ini menjadi perkara yang biasa. Baik anak sekolah, pekerja maupun lainnya sangat senang menuda pekerjaan, Meskipun mengetahui bahwa menunda pekerjaan termasuk perbuatan yang tidak baik.
Dikutip dalam dari Rumaysho, Al Hasan Al Bashri berkata, “Hati-hati dengan sikap menunda-nunda. Engkau sekarang berada di hari ini dan bukan berada di hari besok. Jika besok tiba, engkau berada di hari tersebut dan sekarang engkau masih berada di hari ini. Jika besok tidak menghampirimu, maka janganlah engkau sesali atas apa yang luput darimu di hari ini.
Menunda-nunda pekerjaan tanpa alasan yang jelas adalah sifat syaithan, yang seharusnya dihindari.
Tidak ada yang dapat menjamin seseorang akan hidup 24 jam, bisa jadi esok akan meninggal atau lusa akan meninggal. Menurut Iman Al-Ghazali, hal yang laing dekat dengan makhluk hidup adalah kematian. Karena itu, sebelum kematian menghampiri, tunaikanlah pekerjaan dengan baik.
Di dalam Al-Qur’an dengan jelas Allah memperingatkan manusia, agar dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. orang yang bermalas-malasan dan menunda pekerjaannya adalah orang yang rugi.
Seharusnya seseorang sudah mendapatkan kebaikan dan pahala dari ada yang ia kerjakan, namun karena ia menunda pekerjaannya, kebaikan yang seharusnya sudah didapat, masih tertunda bahkan hilang.
Menunda pekerjaan sama dengan menunda kebaikan datang kepada dirisendiri, sedangkan menyegerakan pekerjaan berarti telah menyegerakan kebaikan datang kepada diri sendiri.