AS—Pemerintah AS dilaporkan telah mengusir 15 diplomat Kuba. Presiden Donald Trump juga menuduh pemerintah Kuba gagal melindungi diplomat AS dari serangan penyakit misterius yang menyerang fungsi pendengaran.
Menurut laporan BBC pada Rabu (4/10/2017), Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez menyebut langkah AS tersebut ‘tidak dapat diterima.’
Langkah Departemen Luar Negeri AS ini menyusul langkah Washington sebelumnya yang menarik lebih dari separuh diplomatnya dari ibukota Kuba, Havana.
Hampir dua lusin personil AS telah menderita sakit yang misterius atau tidak dapat dijelaskan secara medis di Havana.
“Keputusan tersebut dibuat karena kegagalan Kuba mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi diplomat kita sesuai dengan kewajibannya berdasarkan Konvensi Wina,” kata Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dalam sebuah pernyataan, Selasa (3/10/2017).
Sedikitnya 21 orang yang bekerja di kedutaan AS di Kuba telah melaporkan masalah kesehatan, mulai dari trauma otak ringan dan tuli hingga pusing dan mual.
Sejumlah laporan sebelumnya mengindikasikan adanya ‘sonik,’ namun tidak ada yang terbukti.
Kuba membantah menargetkan staf kedutaan, dan AS tidak menyalahkan pemerintah negara tersebut atas dugaan serangan tersebut.
Hubungan Kuba-AS mengalami kemunduran ke titik paling rendah lagi, hampir sepenuhnya menghapus semua niat baik yang dibangun oleh kepresidenan Barack Obama dalam hitungan bulan. []