SETAHUN lalu. Pulang ke Ternate dari Sumatra, Lampung. Dengan niat mau nikah tapi gagal karena beberapa faktor dan lain hal. Setelah itu pasang target harus nikah di tahun itu juga 2017. Tapi sampai pertengahan bulan oktober ini belum juga ada tanda positif.
Gagal bukan karena nggak ada usaha. Beberapa saran sudah dilakukan. Kata nya kalau mau cepat nikah harus banyak infak, banyak puasa, banyak doa, banyak usaha, dan banyak Uang. Semua di atas sudah dipenuhi saratnya. Tapi masih saja gagal. Ini berarti takdirnya memang belum. Disuruh ngenes lagi setahun sampai ada yang khilaf mau diajak ijab-sah. Hahahah. Ketahuan gagal nikahnya karena belum ada yang mau.
Perkara Nikah kadang menjadi bumerang bagi yang sudah berumur. Apalagi bagi kaum wanita jika sudah menginjak kepala tiga. Was was nya sudah semakin tinggi. Dan mohon jangan tanya kapan nikah ke mereka karena itu akan sangat menyakiti. Ini fakta berdasarkan pengalaman pribadi dicurhatin sama si korban ,”kapan nikah”.
Tapi untuk kaum laki, kepala tiga adalah hal yang masih wajar. Banyak yang bahkan masih enjoy saja di umur itu. Karena mungkin tidak terlalu takut dengan usia batas produktif sehingga beban psikologis tidak terlalu berat. Ini pendapat saya pribadi.
Nah, beda lagi kalau laki-laki nya itu saya sendiri. Sudah meraba-raba kapan tepatnya, dengan siapa dan waktu yang cocok, terus seperti apa konsepnya. Tapi hasilnya sad ending. Ini sesuatu. Ngenes sudah pasti, dan trauma belum lah. Masih mau coba.
Mantan (korban) pertamaku.
Untuk urusan calon. Sudah berapa kali dekat sama cewek-cewek yang sudah siip. Dan lamalah sudah komunikasi haha-hihi. Yang kami anak pondok biasa katakan >pacaran islami< selama beberapa tahun. Tapi tiba-tiba hilang kabar dari si dia. Dan lama sekali rentan waktu nya, sampai dengar kabar lagi dia sudah nikah. Dilamar orang dan ijab-sah. Aseli, disitu kadang ada rasa ngenes. Pacaran kagak pernah liat muka, ketemu pun masih pake jarak. Berani nya cuma senyam-senyum dari jauh. Momen paling bahagia kalau kirim-kirim hadiah atau surat ber haha-hihi. Entah jadian nya kapan, putusnya pun tak tahu kapan. Inikah yang nama nya >pacaran islami<? Yang belum ditembak sudah jadi mantan? Haahahah
Korban kedua.
Cerita nya cuma begini. Putus nyambung putus nyambung. Terus ditinggal Nikah.
Korban ketiga
Haha-hihhi nya lancar. Tapi diam-diam kirim undangan nikah.
Korban keempat
Ini giliran saya yang jemur harapan di tiang gantungan PHP. Sampai anaknya kenyang makan janji. Tapi nggak ada kepastian sama sekali dari saya pribadi. Sorry bukan bermaksud, cuma takut. Jangan” disitu mau pake gaya diam-diam nikah kan repot. Baru mau maju sudah kena tikung duluan lagi. Bukan apa”.
Masalah maju itu banyak yang dihabiskan soalnya. Hahaha.
Tulisan ini saya akhiri saja. Karena tak tentu arahnya kemana. Hahaahaha … []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word.