Oleh: Syarif Baraja
AKHIR-akhir ini marak perdebatan di media sosial tentang bentuk bumi. Sebagian kalangan membawa bukti-bukti yang menurut mereka menjadi bukti bahwa bumi bukanlah bulat seperti yang diajarkan selama ini. Sebagian lagi membantah dengan bukti-bukti yang kuat juga. Masing-masing mengemukakan bukti dan argumen, baik itu argumen sains maupun logika.
Ketika membaca perdebatan masalah ini, tiba-tiba saya teringat sebuah ayat dalam Al Qur’an. Ya, sebuah ayat dalam Al Qur’an. Ayat itu mengisyaratkan dengan jelas tentang bumi bulat.
Lebih dari 1000 tahun yang lalu, Allah sudah menjelaskan tentang bentuk bumi. Mana ayat yang menjelaskan bumi bulat?
Barangkali ada sebagian yang menganggap bahasan bumi bulat sudah bukan saatnya lagi, karena bumi bulat sudah begitu nyata. Sudah banyak astronot yang melihat langsung bentuk bumi yang bulat dari ruang angkasa. Mereka naik jauh ke luar bumi, hingga bisa melihat bentuk bumi secara langsung yang bulat. Sudah banyak bukti-bukti logika yang menyatakan bahwa bumi adalah bulat.
Artinya masalah bumi bulat ini sudah sesuatu yang final, membahasnya merupakan hal yang tidak penting. Masih banyak hal yang lebih bermanfaat.
Ini juga kata Prof Dr Thomas Djamaludin, pakar astronomi yang menjabat kepala Lembaga Perbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), yang menulis dalam dinding facebooknya :
Banyak yang bertanya soal bangkitnya kembali pemahaman “Flat Earth” (bumi datar). Pemahaman itu tergolong pseudo science alias sains semu. Dikemas seolah-olah ilmiah, sesungguhnya tidak mempunyai dasar ilmiah sama sekali. Ketika dikaitkan dengan dalil-dalil Al-Quran, itu pun berdasarkan tafsir lama. Abaikan saja pemikiran “Flat Earth” tersebut. Kalau pun sempat membaca atau menyaksikan videonya, anggap saja sebagai hiburan seperti kita membaca atau menonton cerita fiksi. Tak perlu ditanggapi serius.
Tapi bahasan bumi bulat pada Al Qur’an bukan hanya melulu merespon diskusi flat earth, tetapi lebih pada menjelaskan makna-makna isyarat yang ada pada Al Qur’an. Agar menambah iman kaum muslimin pada Al Qur’an, juga mengenalkan mukjizat Al Qur’an pada mereka yang belum beriman.
Al Qur’an mengandung isyarat-isyarat tentang alam semesta, ada yang isyarat jelas, dan ada isyarat yang samar. Dan isyarat yang samar ini relatif, bisa jadi samar bagi sebagian orang, tapi jelas bagi orang yang lain.
Sama seperti penyakit yang bagi orang awam terasa samar, tapi bagi dokter itu bukan samar tapi jelas. Seperti membaca hasil laboratorium klinik. Orang awam tidak bisa membacanya, tapi bagi dokter itu sangat jelas. Maka samar di sini berbeda-beda.
Isyarat itu dapat ditangkap dari makna-makna kata Al Qur’an. Kata-kata mengisyaratkan sebuah makna, yang mana makna itu adalah mengisyaratkan kepada hakekat tertentu yang ada di alam nyata. Kadang makna itu tidak jelas ditangkap oleh banyak orang. Tapi jelas bagi para ulama yang mengerti Al Qur’an.
Contoh isyarat yang samar bagi orang awam dan jelas bagi para ulama, adalah isyarat tentang bumi bulat.
Isyarat ini ada pada surat Az Zumar ayat yang berbunyi:
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ (5)
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Al Qur’an adalah dengan bahasa arab, maka jika kita lihat isinya pun dengan bahasa arab. Nah kata mana yang menunjukkan bumi itu bulat?
Para ulama menegaskan bahwa kata yukawiru itu memiliki makna melilitkan, yaitu melilitkan pada suatu yang bulat. Mereka memberikan contoh berupa sorban, yaitu melilitkan sorban. Inilah isyarat bentuk bumi bulat dari ayat di atas.
Isyarat tegas ini juga dipahami oleh para ulama. Mari kita simak penjelasan mereka:
Syaikh Utsaimin, ulama terkenal dari Saudi Arabia, mengatakan:
Bumi adalah bulat sesuai dengan dalil Al Qur’an, realita dan ucapan ulama. Dalil Al Qur’an adalah ayat Az Zumar: 5. Takwir adalah menjadikan sesuatu seperti bola, seperti melilitkan sorban ke kepala. Dan seperti diketahui bahwa siang dan malam terjadi secara bergiliran pada bumi. Maka sudah semestinya bentuk bumi adalah bulat. Karena jika engkau melilitkan sesuatu pada sesuatu yang lain, dan bumi dalam hal ini adalah yang dililit oleh siang dan malam, maka sudah semestinya bumi itu bulat.
Sementara dalam Tafsir Juz Amma surat Al Ghasyiyah, Syeikh Utsaimin menyatakan
Syekh Utsaimin mengatakan: kata takwir artinya adalah tadwir, (makna kata tadwir artinya memutar). Kita ketahui bahwa siang dan malam adalah bergantian menyelimuti bumi. Jika keduanya diputar, maka sudah semestinya bumi bentuknya bulat.
Syekh Muhamad Amin As Syinqithi, penulis tafsir Adhwa’ul Bayan, menjelaskan ayat ini:
Takwir artinya melilitkan. Dalam bahasa arab dikenal kata: melilitkan sorban di kepala.
Kemudian beliau menjelaskan asal makna kata takwir yang berarti memutar, yaitu karena mengandung makna bulat. Di antaranya adalah terjemahan kata bola dalam bahasa arab yaitu kurah:
karena asal kata كرة dalam bahasa arab adalah كورة.
Lalu As Syinqithi menukil dari Abul Husein ibnul Munadi tentang bentuk bumi : tidak ada perbedaan di antara ulama bahwa bentuk langit adalah seperti bola. Dan langit berputar bersamaan dengan bintang-bintang yang ada di dalamnya, seperti bola berputar di antara dua ujung yang tidak bergerak, yang satu di utara, dan satu lagi di selatan.
Begitu juga mereka sepakat bahwa bumi dan seluruh gerakannya baik lautan maupun daratan adalah seperti bola.
Buktinya adalah matahari, bulan dan bintang-bintang, tidak terbit dan tenggelam dalam waktu yang sama di seluruh bumi, tetapi di bagian timur terbit lebih dahulu dibandingkan bumi bagian barat.
Bumi yang bulat berada pada tempatnya di tengah bulatnya langit, seperti titik yang berada di dalam lingkaran.
Syekh Syinqithi melanjutkan: ini adalah nukilan ijma’ dari seorang imam yang mumpuni dalam ilmu akal maupun dalil syar’I, bahwa bumi bentuknya adalah bulat seperti bola. Dan beliau juga mengemukakan dalil yang kuat dari gerakan benda-benda langit akan hal itu.
Ibnu Asyur, ulama asal Tunisia yang menulis tafsir At tahrir wan tanwir mengatakan:
Asal kata takwir adalah dari kata benda kuroh (artinya bola), yaitu benda yang bulat dan sama di segala sisinya. Dan bentuk bumi adalah bulat dan inilah kenyataannya, dan ini tidak diketahui oleh bangsa arab dan banyak manusia, maka Al Qur’an mengisyaratkan hal itu dengan menyatakan dua kondisi yang meliputi bumi bergantian, yaitu terang dan gelap, atau malam dan siang, yaitu menjadikan adanya siang dan malam dengan bentuk melilitkan, karena bentuk yang dlilitkan sudah pasti bulat, mengikuti kata kerja melilitkan. Karena konteks ayat ini adalah sebagai pembuktian akan sifat tuhan yang benar, yaitu menciptakan langit dan bumi, maka dipilihlah kata takwir atau melilit untuk menunjukkan hal yang menjadi ikutan dari penciptaan itu, yaitu menciptakan dua kondisi yang agung pada bumi, bukan kata lain seperti menutupi yang digunakan dalam surat Al Araf 54.
Demikianlah keterangan ulama tentang isyarat bumi bulat dari QS Az Zumar ayat 5. Ternyata Al Qur’an sudah mengisyaratkan bahwa bentuk bumi adalah bulat, jauh sebelum adanya perdebatan di hari ini.
Ketika Al Qur’an sudah menegaskan, maka bagi orang beriman, tidak ada lagi pilihan selain mengikuti Al Qur’an. []