Masa terbaik adalah masa Rasulullah dan para sahabat. Di mana saat itu tauhid belum tumbuh, masyarakat jazirah Arab porak poranda oleh tradisi mereka, bayi wanita tidak dapat hidup, serta moral bangsa Arab benar-benar rendah.
Lalu Allah mengutus Rasulullah untuk menyempurnakan akhlak manusia, dan berhasil. Moral yang rendah yang dimiliki bangsa Arab perlahan mulai membaik, etika terjaga dan tauhid menghiasi hati mereka.
Bahkan shalafush shalih, dari para sahabat Nabi dan generasi yang hidup setelahnya, mereka adalah orang-orang yang sangat menjaga hak-hak kedua orang tuanya.
Sangat lembut dalam bermuamalah dengan orang tuanya, terlebih saat di masa tuanya. Apabila generasi sekarang melihat muamalah para sahabat kepada orang tuanya, mereka tercengang. sulit rasanya menemukan orang-orang seperti para sahabat di masa sekarang ini.
1. Membersihkan kutu dan menyuapi ibunya dengan lembut dan sabar.
“Aisyah Radhiyallahu ‘anha mengatakan, “di dalam umat ini, ada dua sahabat Nabi yang paling berbakti kepada ibunya, keduanya ialah Utsman bin Affan dan Haritsah bin an-Nu’man. Adapun Utsman sampai-sampai ia mengatakan, ‘aku tak kuaa merenungi ibuku semenjak aku masuk Islam.’ sementara Haritsah ia membersihkan kutu yang ada di kepala ibunya, selain itu ia juga menyuapi ibunya makan dengan tangan kanannya sendiri.
2. Menggendong ibu dikala lemahnya.
3. Sangat santun dan merendahkan diri saat berbicara dengan ibunya.
4. Selalu menuruti perintah apa yang diminta ibunya, selama mampu dan bukan maksiat.
Inilah yang telah dilakukan oleh Uwais Al-Qarni, meskipun ia sangat ingin menemui Rasulullah, namun ia menuruti perintah ibunya untuk tetap berada di sis ibunya. namun meskipun ia tidak pernah bertemu dengan Rasulullah. Rasulullah mengenal dirinya. Uwais Al-Qarni, namanya tidak terkenal di bumi namun terkenal di langit.
5. Tidak makan bersama ibunya.
Cucu Ali bin Abi Thalib Radhiyalahu ‘anhu, Ali bin al-Husain dikenal sebagai seseorang yang sangat berbakti kepada ibunya. ia tidak mau makan bersama ibunya, bukan karena nagkuh atau malu akan tetapi ia takut sekali jika sampai mengambil menu yang ibunya sukai.
6. Merawat rambut kepala ibunya.
7. Tidak mau mengganggu ibunya yang sedang terlelap tidur.
8. Memijat kaki ibunya setiap malam.
9. Naik atap rumah untuk menghibur ibunya.
Teladan inilah yang perlahan mulai memudar dari peradaban manusia khususnya pada generasi ini. Teladan yang justru dapat membuka pintu surga Allah dan masuk ke dalamnya, tentunya setelah Allah ridha terhadapnya dan apa yang ia perbuat untuk orang tuanya.
Sumber: Pintu Surga yang Terlupakan, penulis Saed as-Saedy