“Tuntutlah ilmu sekalipun ke negeri Cina, karena sesungguhnya mempelajari suatu ilmu wajib bagi muslim, laki-laki atau perempuan,” (HR.Ibnu Abdil Bar).
SEBAGAI sebuah catatan khusus tentunya dan perlu kita telusuri, bagaimana dinamika kehidupan masyarakat Cina, termasuk kegiatan dakwah di Cina, khususnya di ibu kotanya, yakni Beijing.
Dari segi syiar dan dakwah di Beijing ini sama seperti di negara-negara lain yang minoritas muslim, maka dakwah di Beijing hanya diperdengarkan di kalangan muslim sendiri dan tidak ditujukan kepada mereka yang telah menganut suatu keyakinan agama. Adapun gambaran kegiatan dakwahnya ialah besarnya dan ramainya jama’ah yang melaksanakan sholat di masjid dan kunjungan wisatawan.
Di Beijing juga terdapat beberapa masjid, meskipun Masjidnya tak sebanyak di Indonesia, salah satunya yaitu Masjid Niujie Beijing: Masjid ini telah terkenal keindahannya oleh dunia, karena dibangun pada abad ke 9 Masehi di zaman kerajaan Dinasti Liao, lalu dilanjutkan di zaman Zhidao Dinasti Song. Kemudian di zaman kerajaan Ming, mulai diperkenalkan nama “Libaisi “ atau Masjid. Di abad ke 9 Masehi itu adalah priode Sahabat Nabi dan Tabiin (Pengikut).
Berarti yang membawa Islam ke Cina adalah sahabat Nabi atau Tabiin. Selanjutnya di zaman dinasti Yuang, Ming dan Qing, Masjid Niujie ini didesain dalam bentuk yang simetris, terpadu antara bangunan asli Cina dan bentuk Masjid umumnya. Akibatnya bangunan Masjid ini adalah perpaduan antara arsitektur istana Cina yang klasik dengan arsitektur Arab. Mihrab Masjid persis menghadap ke Barat yaitu letak Masjidil Haram di Mekah.
Masjid ini luasanya 6 ribu meter, di dalamnya terdapat tempat penginapan Mubalig yang datang berdakwah dari Arab sejak zaman Yuan, tempat ruangan melakukan shalat, menara untuk adzan dan tempat belajar agama serta tempat menyimpan benda-benda historis dan penuh tulisan kaligrafi Al-Quran, Hadis serta fatwa ulama-ulama. Renovasi terakhir Masjid ini dilaksanakan tahun 1979 dan pada tanggal 13 Januari 1988 pemerintah mendeklarasikan, Masjid ini termasuk salah satu bagian dari sejarah kunci Cina. Karena dibangun di zaman Sahabat Nabi dan kerajaan besar Cina. Masjid Neujie ini menjadi obyek wisata peninggalan leluhur. Di sana banyak ditemui pedagang cendramata, seperti layaknya di Masjid Ampel Surabaya atau di pasar Seng Mekah, dimana penjual wangi-wangian,sejadah, tasbih dan songkok haji, sangat gampang diperoleh.
Di perkampungan Masjid yang berada di jalan besar ini, terdapat perguruan Islam yang menampung putra-putri muslim yang ada di Beijing. Di sekitarnya terdapat puluhan restauran muslim yang bebas dari makanan haram dan minuman alkohol. Intinya, lokasi bernama jalan Sapi itu terasa Islami.
Mungkin saja karena muslimnya telah mencapai sepuluh juta lebih atau mungkin juga karena telah lama memeluk Islam, atau karena pemerintahannya telah terbuka dengan memberi kebebasan masyarakat, asal tidak mengganggu orang lain atau karena kontak perkawinan campuran, perdagangan dan kebudayaan. Tetapi pada intinya, memang hal yang wajar Rasulullah memerintahkan melalui hadistnya untuk belajar ke negeri ini. [Eppi]