ALLAH sangat menginginkan hamba-Nya meminta kepada-Nya dengan kesungguhan dan ketulusan hatinya. Menengadahkan kedua telapak tangannya seraya memohon dengan penuh pengharapan. Tentu, hal seperti ini sering kita lakukan. Tetapi, terkadang sering pula doa yang kita panjatkan itu tidak dikabulkan. Apakah itu pertanda bahwa kita tidak bertakwa dan tidak shaleh?
Allah SWT menghendaki agar manusia mengucap, “Ya Allah… Ya Rabbi… Ya Tuhanku,” supaya manusia memperoleh pahala. Ucapan itu hendaknya lahir dari hati yang ikhlas dan dengan sukarela.
Mungkin seseorang memohon sesuatu yang menurutnya baik, tetapi menurut Allah akan mendatangkan keburukan bagi dirinya. Manusia memohon kekayaan. Kalau ia diberi, dapat merusak dirinya, dan menjauhkannya dari Allah. Kekayaan yang diberi malah dipakai untuk melanggar ketentuan-ketentuan-Nya.
Allah berkeinginan menjaga dan melindungi hamba-hamba-Nya, memberi karunia pahala akhirat dan kebahagiaan surga.
Suatu ketika, seseorang menyesal karena gagal bepergian. Ternyata gagalnya membawa hikmah. Sebab, jika ia tetap pergi juga, dapat membawa malapetaka, kendaraan yang ditumpangi mendapat kecelakaan.
Allah SWT berfirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik kepadamu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui,” (QS. Al-Baqarah: 216).
Pada umumnya manusia melihat dunia dari lahiriahnya saja, tidak sampai pada hakikatnya. Manusia lupa akan kewajiban-kewajiban dalam menuntut haknya (memohon dalam berdoa).
Bagaimana kewajiban harus dipenuhi oleh manusia dalam berdoa. Sebagaimana yang dijelaskan Allah ketika para nabi memohon doa kepada-Nya dan doa-doa itu dikabulkan Allah. Allah SWT berfirman, “Bahwasanya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada kami,” (QS. Al-Anbiya: 90).
Doa para nabi dikabulkan Allah, karena nabi selalu menyandang tiga sifat sebagai syarat dikabulkan doanya, yakni:
1. Selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan baik.
2. Berdoa dengan (perasaan) harap dan cemas. Berharap agar doanya dapat terkabul dan cemas kalau doanya tidak dikabulkan.
3. Selalu khusyuk, tunduk dan patuh kepada Allah. []
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani