BILA saja cermin bisa berkata, tentu akan bernasihat seperti ini, “Embun tak perlu warna untuk membuat daun jatuh cinta. Bersebab itu, tidak perlu memaksakan diri menjadi pesolek untuk seseorang yang belum menjadi suamimu. Percayalah, bila lelaki itu tulus mencintaimu, dia akan melihat aura yang memancar dari ketulusan hatimu yang menyanggupkan diri untuk dinikahi, bukan sekadar gampang dipacari.”
Ketahuilah wahai perempuan. Auratmu bukan jajanan pasar yang perlu dikemas dengan aneka warna hanya untuk tujuan komersial belaka. Kecantikanmu seharusnya dibiarkan alami, lahir dari hatimu yang bersih. Bukankah usiamu masih sangat muda, mengapa menuakan diri agar terlihat lebih dewasa dengan segala alat kosmetik? Justru dengan riasan bedak yang tebal, bibir memakai lipstik berwarna merah merangsang akan membuat harga dirimu murahan. Memaksakan diri agar dikira tua yang diartikan dewasa itu kebodohan yang terencana.
Daripada sibuk memoles wajahmu, mengapa tidak dirimu perbaiki akhlak dan tindakmu agar benar-benar siap saat Allah mendatangkan jodoh. Lagipula, kalau cuma berdandan agar bisa pacaran itu tak ubahnya mengandalkan susuk kecantikan untuk mendapatkan pasangan mesum. Jadilah alami, biarkan kecantikanmu mengalir dari dalam sanubari, karena hal yang demikian tentu atas kehendak Illahi bukan sekadar ajang manipulasi.
Setiap perempuan itu dilahirkan cantik, dan setiap lelaki memilki sudut pandang tersendiri dalam menilai kecantikan. Apabila hanya menilaimu cantik karena riasan wajah, kemudian saat didapatinya dirimu tanpa riasan terlihat jelek tentu akan sangat menyakitkan. Berbeda halnya apabila dirimu tampil apa adanya. Saat sesudah menikah dirias sebagai pasangan pengantin dan bertambahlah kecantikanmu akan menjadi anugerah yang luar biasa.
Selamat bercermin, lalu tanya pada dirimu sendiri, haruskah memalsukan kecantikan dengan aneka kosmetik hanya untuk menarik lawan jenis? Masih banyak cara lain yang lebih cerdas selain hal yang demikian. Ketahuilah, sedungu-dungunya perempuan apabila hanya berpikir kecantikan sebagai alat utama untuk dihargai keindahannya oleh seorang lelaki. Sedangkan perempuan memiliki potensi lain semisal kecerdasan intelektual dan spiritual, kekuatan finansial, keteladanan moral, serta keberanian menjadi ‘beda’ dari kebanyakan perempuan yang ‘kurang akal’. []
Arief Siddiq Razaan
Embun tak perlu warna untuk membuat daun jatuh cinta, merupakan kutipan kata-kata mutiara Indriya Indri.