Oleh: Andi Ardianto,
Kontributor Gaulfresh dan Peminat Pendidikan
DALAM sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda, “Shalat adalah tiang agama. Barangsiapa mendirikannya berarti mendirikan agama. Barangsiapa meninggalkannya berarti merobohkan agama.”
Dari hadits ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa tegak dan robohnya agama ditentukan salah satu oleh shalat. Sebagaimana diketahui tiang penyangga Islam ada lima yang saling menopang. Tiang itu termaktub dalam rukun Islam. Jika salah satu tiang roboh maka bangunan akan rapuh dan suatu saat ikut roboh.
Sayangnya hal ini yang sering kurang dipahami banyak umat Islam. Shalat yang merupakan salah satu tiang terpenting justru sering dilalaikan. Kalau melihat kondisi umat akhir-akhir ini kita dengan mudah menjumpai orang yang sibuk dengan agendanya masing-masing ketika adzan berkumandang. Ada yang bergelut dengan bisnis, perdagangan, pertanian, atau hanya sekedar nongkrong membahas yang tidak karuan. Efeknya banyak kemaksiatan dan kriminalitas.
Pencurian, membicarakan orang lain, merampok, pacaran, zina dan berbagai kemaksiatan lain terus merebak. Ini bisa ditanggulangi jika semua umat Islam sadar dan mendirikan shalat dengan baik karena salah satu fungsi shalat adalah mencegah perbuatan keji dan munkar. “Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar” Demikian kalam Allah dalam kitabnya yang mulia.
Pada hakikatnya orang yang tidak shalat itu bagaikan mayat yang berjalan tanpa kepala. Mengerikan bukan? Bagaimana bisa seperti itu?
Ali bin Abi Thallib berkata, “Kedudukan shalat dalam Islam sebagaimana kedudukan kepala di badan”. Hal itu artinya mereka yang tidak melaksanakan shalat sama dengan mayat tanpa kepala. Mau tidak?Nah lho…[]