INGGRIS—Mantan PM Inggris Tony Blair dilaporkan telah mengakui bahwa ia salah memboikot Hamas setelah memenangkan pemilu Palestina pada 2006. Pernyataan ini Blair sampaikan untuk pertama kalinya menurut surat kabar Guardian, Kamis (18/10/2017).
“Kalau dipikir ulang saya seharusnya mencoba mengajak Hamas untuk berdialog dan tidak memboikot mereka. Saya pikir di situlah saya akan melakukan retrospeksi,” ungkap Blair dalam sebuah wawancara dengan surat kabar tersebut.
“Jelas itu sangat sulit. Orang-orang Israel sangat menentangnya. Tapi Anda tahu kita mungkin bisa menemukan jalan di mana kita melakukan yang benar – yang seharusnya kita lakukan secara informal,” tambah Blair.
Menurut Guardian , Blair tidak merinci kesepakatan “informal” berikutnya dengan Hamas namun menambahkan bahwa ini bisa menjadi acuan kontak antara MI6 dan perwakilan Hamas selama dan mungkin setelah penculikan wartawan BBC Alan Johnston.
Blair, yang sangat mendukung keputusan AS untuk memboikot Hamas, mengatakan bahwa pemboikotan Hamas berada di bawah tekanan Israel yang luas. Pemerintah AS menuntut agar Hamas mengakui Israel, kesepakatan sebelumnya yang ditandatangani oleh Israel dan PLO dan untuk menghentikan operasi perlawanan.
Hamas menolak syarat dan pengepungan, yang masih di tempat 11 tahun, dipaksakan oleh Israel di Jalur Gaza dengan dukungan masyarakat internasional, termasuk Inggris.
“Sejak meninggalkan jabatannya, Blair telah mengadakan setidaknya enam pertemuan pribadi yang panjang dengan Khaled Meshaal, kepala biro politik Hamas sampai awal tahun 2017 dan penggantinya Ismail Haniyeh.Pertemuan ini sebagian untuk menjajaki kemungkinan gencatan senjata jangka panjang antara Israel dan Hamas,” tambah surat kabar Guardian. []