MOSKOW— Pemerintah Korea Utara (Korut) menyatakan, Washington mau tidak mau harus menerima Pyongyang dengan status negara nuklir.
Pyongyang juga menegaskan bahwa respons senjata nuklirnya hanya dibidikkan ke Amerika Serikat (AS) bukan ke negara lain.
”Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) tidak berencana untuk mengadakan pembicaraan mengenai senjata nuklir dan AS harus menyesuaikan diri dengan status nuklir DPRK,” kata Choe Son-hui, Direktur Jenderal Departemen Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Korea Utara.
Menurut Choe, status nuklir Korut sangat penting untuk mengamankan stabilitas dan keamanan di semenanjung Korea dan di Asia Timur.
Ia Mengatakan, pihaknya siap untuk menenangkan orang-orang Amerika dan akan melawan api dengan api jika perlu.
“Korea Utara hidup dengan ancaman nuklir konstan dari AS. Pekan lalu latihan nuklir yang belum pernah terjadi sebelumnya dilakukan, melibatkan kapal induk AS dan (pesawat) pembom strategis AS,” katanya. “Namun, aksi tersebut membawa aksi kontra,” ujar diplomat Pyongyang tersebut.
”Pemimpin kami (Kim Jong-un) mengklarifikasi posisi kami, yang menyatakan bahwa kami akan menenangkan api AS dengan api,” lanjut Choe seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (21/10/2017).
“Korea Utara memiliki senjata nuklir dan rudal balistik, tapi tidak akan menyebarkannya karena tidak ada ancaman,” papar Choe. ”Senjata kami dirancang untuk melindungi tanah air kami terhadap ancaman nuklir konstan dari AS.”
Pyongyang, sambung Choe, tidak akan memasok senjata nuklir ke pihak ketiga, meskipun negaranya telah menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi (NPT).
”Meskipun berhenti dari NPT, kami berkomitmen untuk bertahan dengan gagasan non-proliferasi senjata nuklir kami,” papar Choe.
Masih menurut diplomat tinggi Korea Utara itu, Pyongyang hampir mencapai keseimbangan dengan AS dalam persenjataan nuklir dan akan memastikan bahwa Washington tidak berbicara mengenai tindakan militer melawan Korea Utara.
Dia menegaskan bahwa respons nuklir Pyongyang hanya akan ditargetkan ke AS, karena Washington sendiri dapat melakukan serangan nuklir. ”Respons nuklir kami akan dibidikkan ke AS dan tidak akan ditargetkan ke negara lain,” pungkasnya.[]