SURIAH-Menurut petugas medis setempat, pengepungan yang dilakukan rezim di wilayah Ghouta Timur, Damaskus telah menyebabkan dua bayi tewas.
Kubu utama pasukan oposisidi pinggiran kota Damaskus, Ghouta Timur dikepung oleh pasukan rezim sejak Desember 2012. Di mana blokade tersebut telah mengakibatkan 400.000 penduduk di wilayah Ghouta Timur harus berjuang hidup dengan kekurangan gizi bahkan semua fasilitas kesehatan juga tidak beroperasi.
Rezim memperketat blokadenya dalam beberapa bulan terakhir, mencegah penduduk membawa kebutuhan sehari-hari mereka melalui terowongan atau pedagang perantara.
Akibatnya, Sehar Difda, bayi berumur satu bulan, meninggal karena kekurangan gizi pada hari Ahad (22/10/2017).
dr. Yahya Abu Yahya mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa bayi kekurangan gizi karena ibunya menderita kekurangan gizi akbibat pengepungan yang dilakukan rezim.
Seorang juru kamera Anadolu sempat mengabadikan foto Sehar Difda yang tampak terlihat letih dan agak kurus.
Sedangkan menurut media Ghouta Timur, bayi lain yang bernama Ubeyde, juga meninggal karena kekurangan gizi pada hari Ahad dini hari.
Angka kematian bayi secara dramatis meningkat karena kekurangan susu dan makanan yang cukup. Dr. Ismail Hakeem, seorang dokter dengan Rumah Sakit Darurat Al-Hakim, mengatakan bahwa para dokter mencoba memproduksi obat dari gandum, beras, dan gula. Tapi sayangnya, obat itu mahal dan tidak cukup, sehingga hanya memenuhi% 10 persen dari kebutuhan.