NEW YORK— Jumlah pengungsi Rohingya yang menyelamatkan diri dari Myanmar ke Bangladesh sejak 25 Agustus telah mencapai 604.000, kata seorang juru bicara PBB di Markas Besar PBB, New York, Rabu (25/102017) kemarin.
“Pengungsi telah berlindung di Bangladesh sejak meletusnya kerusuhan di Myanmar pada 25 Agustus,” kata Wakil Juru Bicara PBb Farhan Haq dalam taklimat harian. Ia mengutip keterangan dari Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Lebih separuh dari orang yang baru tiba di Bangladesh menyelamatkan diri dari kerusuhan di Negara Bagian Rakhine di Myanmar tinggal di Lokasi Perluasan Kutupalong, yang meliputi beberapa permukiman sementara dan tanah yang dialokasikan oleh pemerintah, katanya.
“Hampir 570.000 orang telah menerima bantuan makanan dan hampir 310.000 orang menerima perawatan kesehatan,” kata Haq, sebagaimana dikutip Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Ia menambahkan ada keprihatinan mengenai kebersihan, dan ada tempat penampungan pengungsi yang tak memiliki akses ke air bersih.
Satu konferensi kemanusiaan yang ditaja PBB pada Senin mengumpulkan lebihdari 344 juta dolar AS untuk mendanai program bantuan mendesak buat pengungsi Rohingya.
Pengungsian besar-besaran warga Rohingya terus berlangsung, sehingga krisis itu menjadi keadaan darurat yang berkembang paling cepat di dunia saat ini.
Sejak krisis tersebut meletus, berbagai badan PBB telah melancarkan upaya pertolongan, termasuk melakukan kegiatan imunisasi besar-besaran memvaksinasi lebih dari 700.000 orang terhadap kolera, serta menyediakan bantuan makanan untuk ratusan ribu pengungsi.[]