PALESTINA—Delegasi aktivis solidaritas kemanusiaan Inggris dilaporkan telah tiba dari London al-Quds. Mereka tiba setelah berjalan kaki selama lebih dari 135 hari sebagai kecaman terhadap Janji Balfour yang akan berusia 100 tahun pada 2 November mendatang.
Aksi ini juga sebagai pesan untuk pemerintah Inggris dan masyarakat internasional, serta penolakan terhadap pendudukan Israel terhadap tanah Palestina, PIC melaporkan pada Sabtu (28/10/2017).
Direktur Yayasan “Amanah Tanah Suci” di Betlehem, Ilyas Deis, mengungkapkan bahwa delegasi yang terdiri dari 60 aktivis kemanusiaan ini berjalan kaki dari London melewati Prancis kemudian Swiss, Italia, Yunani lalu Turki. Dari sana mereka melanjutkan pesawat ke Amman. Lalu dilanjutkan lagi jalan kaki ke gerbang perlintasan Karamah di kota Jericho sampai ke Palestina.
Menurut laporan Al-Quds Al-arabi, Ilyas mengatakan bahwa delegasi ini ingin mengirim pesan kepada pemerintah Inggris akan pentingnya mengambil sikap terhadap isu Palestina. Pemerintah Inggris juga harus meminta maaf kepada rakyat Palestina atas apa yang terjadi akibat Janji Balfour 100 tahun lalu.
Dia memperingatkan masyarakat internasional khususnya setelah lewat 50 tahun pendudukan militer, 70 tahun nakbah (prahara) Palestina dan 10 tahun blokade Jalur Gaza.
Delegasi ini tidak hanya mencukupkan diri tiba di Palestina saja. Namun mereka akan melakukan kunjungan ke berbagai wilayah Palestina untuk mengalihkan perhatian kepada detail kehidupan di Palestina secara umum dan di bawah pendudukan Israel.
Aksi ini juga sebagai protes atas pencurian air yang dilakukan Israel, juga kerusakan lingkungan dan pembatasan kebebasan di dalam wilayah pendudukan dan antara kota-kota Palestina.
Delegasi akan mengunjungi desa Taqu di timur Betlehem kemudian dilanjutkan ke Rasyayidah, untuk menarik perhatian kepada kesulitan hidup badui Palestina di wilayah pedalaman tersebut. Mereka juga akan menerobos ke kamp-kamp pengungsi Palestina mulai dari kamp pengungsi Ayidah di utara Betlehem hingga Gaza untuk mengatahui realita para pengungsi Palestina.
Mereka juga akan mengunjungi wilayah selatan pendudukan, di komunitas-komunitas Palestina di mana Israel melakukan penghancuran dan pengusiran paksa, hingga ke Nagev dan desa-desa Palestina yang tidak diakui penjajah Israel di dalam wilayah Palestina terjajah tahun 1948. Setelah itu mereka akan berhenti di perbatasan Jalur Gaza, karena mereka tidak bisa masuk ke Jalur Gaza. []