JAKARTA—Produsen penyedap makanan dan bahan masakan asal Indonesia, PT Sasa Inti memutuskan untuk segera membuka pabrik di negara Petrodolar, Arab Saudi.
Permintaan penyedap makanan dari negara ini cukup tinggi, sehingga tidak bisa mengandalkan impor dari Indonesia, ujar Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah, Gunawan, seperti dilansir dari Anadoluagency, pada Kamis (09/11/2017) kemarin.
“Penyedap dan bahan makanan ini lulus uji Saudi Food and Drugh Authority (SFDA),” ujar Gunawan.
Sasa bekerja sama dengan perusahaan Arab Saudi Sami Alkhatiri Est dalam proyek ini. Perusahaan ini di Indonesia memiliki dua pabrik, yaitu di Sidoarjo dan Probolinggo.
Produk makanan dan minuman, merupakan salah satu dari 10 komoditas potensial ke pasar Arab Saudi. Sedangkan komoditas utama Indonesia ke Arab Saudi adalah produk otomotif, olahan kelapa sawit, karet, dan produk olahan karet (termasuk ban).
Komoditas lain untuk Arab Saudi adalah kayu lapis, bubur kertas dan kertas, tekstil dan produk tekstil, serta furniture. Potensi lainnya adalah produk ikan dan turunannya, dekorasi rumah, dan material bangunan.
Masyarakat Arab Saudi, kata Gunawan, merasa sangat mengenal Indonesia, bahkan sebagian besar menganggapnya sebagai rumah kedua. Kedekatan ini membuat produk-produk Indonesia mudah melakukan penetrasi pasar, selain memang pasar di negara tersebut sangat terbuka.
Di negara ini juga terdapat 94 toko/bagala dan 22 restoran yang dikelola WNI. Selain itu, tercatat jumlah jamaah haji pada tahun 2017 sebanyak 221.000 orang dan jamaah umrah mencapai 1,2 juta orang per tahun.
Banyaknya WNI yang beribadah haji dan umrah serta mukimin di negara ini merupakan captive market bagi produk-produk Indonesia, khususnya makanan dan minuman.
Saat Sasa melakukan promosi produk-produk mereka ke Arab, masyarakat Indonesia yang menjadi pengusaha muasasah, katering haji dan umrah, juru masak, pemilik restoran, pemilik grosir, pengelola toko Indonesia, serta asosiasi pengusaha menjadi sasaran utamanya.
Konsul Jenderal Jeddah M Hery Saripudin mengatakan, seluruh WNI yang tinggal di Arab Saudi merupakan duta promosi sekaligus pasar bagi produk Indonesia, termasuk penyedap masakan.
Hingga Agustus 2017, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi mencapai lebih dari USD959 juta. Nilai ini meningkat sebesar 1,69 persen (yoy) dengan nilai transaksi mencapai USD943 juta.
Khusus untuk komoditas makanan olahan, sampai dengan periode bulan Agustus 2017, Indonesia berhasil melakukan realisasi ekspor komoditas makanan dan minuman dengan nilai lebih dari USD106,42 juta. Nilai ini meningkat 6,85 (yoy), yakni USD99,58 juta.[]