MEMILIH jodoh merupakan persoalan pelik tersendiri. Karena tidak bisa sembarangan atau asal-asalan. Persoalan semacam ini kadang bisa memeras pikiran bahkan menimbulkan kegelisahan. Istilah populernya itu galau dan baper.
Islam memberikan solusi terhadap masalah itu dengan menganjurkan shalat istikharah. Istikharah berarti memohon kepada Allah agar memilihkan atau menentukan yang terbaik serta memudahkannya. Istikharah juga berarti memohon agar dijauhkan dari apa yang diinginkan apabila didalamnya terdapat keburukan.
Nah, Bagaimana agar istikharah itu berhasil? Sebagai manusia tentunya kita hanya bisa berusaha, sementara hasilnya Allah lah yang menentukan. Namun, perlu diketahui bahwa istikharah itu juga merupakan do’a, sehingga ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi supaya do’a tersebut dikabulkan oleh Allah SWT.
Pertama, istikharah harus dilakukan dengan penuh keyakinan.
Ini merupakan salah satu syarat diterimanya do’a. Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya hati-hati manusia itu laksana bejana-bejana yang masing-masingnya mempunyai kapasitas (keimanan) yang berbeda-beda. Apabila kalian meminta kepada Allah, wahai manusia, mintalah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan karena sesungguhnya Allah tidak mengabulkan do’a seseorang yang dilakukan dengan lalai dan tidak dengan kesungguhan.”
Kedua, beristikharahlah dengan hati yang bersih.
Lepaskan kecenderungan hati terhadap pilihan yang sudah ditentukan tanpa melalui proses istikharah sebelumnya. Karena, jika sudah condong pada satu pilihan istikharah pun akan terasa tidak berarti. Seolah kita memaksa Allah agar memilih sesuai keinginan kita. Umar bin Khatab berkata, “Saya tidak peduli apa yang akan terjadi, apakah saya senangi atau saya benci karena saya tidak tahu yang baik itu yang saya benci atau yang saya senangi. Saya juga tidak peduli apakah perkara yang saya istikharahkan akan terjadi atau tidak.” Maka semestinya kita serahkan urusan pilihan terbaik itu kepada Allah.
Ketiga, hindari makanan haram karena itu juga sebab tertolaknya do’a.
Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan Dia tidak akan menerima kecuali hal yang baik. Allah menyuruh orang-orang yang beriman seperti menyuruh para rasul, yaitu memakan makanan yang baik…”
Keempat, carilah waktu yang mustajab.
Salah satunya adalah sepertiga malam. Waktu lainnya yaitu antara adzan dan iqamat. Rasulullah SAW pernah bersabda: “Do’a diantara adzan dan iqomat tidak tertolak.”
Lalu, bagaimana caranya agar do’a dalam istikharah itu tidak tertolak? Mengenai hal itu, Ibnu Qayyim berkata,
“Bila seseorang telah berdo’a dengan sepenuh hati menyampaikan semua yang dimintanya dan telah berdo’a pada waktu-waktu yang mustajab, yaitu waktu sepertiga malam terakhir, waktu dikumandangkannya adzan, waktu diantara adzan dan iqamah, wktu sehabis sholat wajib, waktu mulai naiknya imam berkhutbah hingga selesai sholat jum’at, akhir waktu sesudah ashar, lalu do’a tersebut dilakukan dengan khusyu, meminta belas kasihan di hadapan Allah, penuh ketundukan dan kerendahan, menghadap kiblat, dalam keadaan suci, mengangkat kedua tangannya ke langit, memulai do’a dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi, sebelum berdo’a dia bertobat dan memohon ampun kepada Allah, bersungguh-sungguh memuliakan-Nya dengan membaca basmallah, berdo’a dengan harap-harap cemas, berdo’a dengan menyebut nama dan sifat-Nya, berdo’a didahului dengan sedekah. Bila seseorang sudah melakukan semua itu, hampir-hampir do’anya tidak akan ditolak selama-lamanya.” Wallahu a’lam. []
Sumber:
1. Misteri Shalat Istikharah/Abu Umar Abdullah Al-Hamaddi/Pustaka Ar-Rayyan
2. Dahsyatnya Istikharah: Rahasia Memilih Cepat dan Tepat/Ayi Yunus Rusyana/Mizan