MYANMAR—Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dilaporkan telah mengungkapkan banyaknya kasus eksploitasi terhadap anak-anak Rohingya.
Anak-anak Rohingya di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh, terancam menjadi sasaran kerja paksa, pemukulan dan serangan seksual oleh pihak-pihak tak bertanggungjawab, ABC News melaporkan pada Senin (13/11/2017).
IOM menemukan bahwa anak-anak pengungsi Rohingya bekerja dengan keras, namun mendapatkan pembayaran yang sedikit di Bangladesh. Tidak setimpal dengan beberapa pukulan dan penganiyayaan yang harus mereka terima.
Berikut ini adalah beberapa laporan yang ditemukan IOM terkait perlakukan tidak manusiawi yang harus dialami oleh pengungsi dari Rohingya di Bangladesh.
Sekitar 450 ribu anak, atau 55 persen dari populasi pengungsi, tinggal di kamp-kamp yang penuh sesak di Bangladesh setelah melarikan diri dari kekerasan dan penganiayaan di kampung halamannya Myanmar.
Temuan IOM didasarkan pada diskusi dengan kelompok penduduk setempat dan pendatang dengan jangka waktu cukup panjang baru-baru ini, dan wawancara terpisah oleh Reuters dan kelompok lain.
Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak ditargetkan oleh ‘predator.’ Dan dalam banyak kasus, anak-anak itu didorong untuk bekerja dengan orang tua mereka yang malang di tengah malnutrisi dan kemiskinan yang meluas di kamp-kamp pengungsian. []