ISNAD atau sanad adalah silsilah nama-nama perawi (pewarta) yang membawakan suatu berita tentang hadits Nabi ﷺ atau kejadian-kejadian sejarah. Dinamakan sanad, karena para penghafal menjadikannya acuan dalam menilai kualitas suatu berita atau ucapan. Apakah ucapan tersebut shahih (valid) atau dha’if (tidak valid).
Dari pengertian sanad tersebut, tentunya kita memahami begitu pentingnya keberadaan sanad. Karena dengan begitu kita akan mengetahui apakah hadits yang disampaikan benar atau malah menyesatkan.
Terjaganya hadits Nabi ﷺ hingga saat ini –setelah karunia Allah ﷻ- karena adanya sanad yang bersambung kepada beliau ﷺ. Metodologi ini, Allah ﷻ berikan hanya kepada umat Islam, tidak pada umat yang lain. Kita lihat sejarah-sejarah umat, selain umat Islam, kualitas berita yang mereka kabarkan rapuh sekali. Mereka tidak punya metodologi yang dapat diandalkan untuk menerima ucapan-ucapan nabi mereka. Sehingga terputuslah hubungan mereka dengan para nabi itu, secara ilmiah dan sejarah.
Umat Islam berbeda. Umat ini pemilik tunggal metodologi periwayatan. Berita yang didapat umat ini, diriwayatkan oleh pewarta yang kuat daya ingatnya, jujur, dan amanah dalam menyampaikan berita. Nabi ﷺ telah memberi isyarat bahwa ilmu ini akan kekal di tengah-tengah umatnya. Beliau ﷺ bersabda,
“Kalian mendengar dan didengar dari kalian. Dan orang-orang yang mendegar dari kalian akan didengarkan.” (HR. Abu Dawud, Bab Fadhl Nasyrul Ilmi 3659).[]
Sumber: kisahmuslim