Oleh: Yulyati
byultwosan88@gmail.com
WAHAI suamiku, tidak usah resah akan suatu hal bahwa aku tidak menyayangi ibu dan ayahmu. Aku berterima kasih sekali ayah dan ibu telah merestui aku jadi menantunya. Telah ridho engkau menjadi imam hidupku, telah ridho anak tersayangnya bersamaku dalam suka dan duka. Bagaimana mungkin aku mengabaikannya? Demi Allah, aku menyayangi keduanya seperti aku sayang pada ibu dan ayahku.
Sebagaimana firman Allah, “Dan beribadahlah kamu kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukannya dengan sesuatu apapun. Berbuat baiklah kepada dua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang sombong dan suka membangga-banggakan diri.” (Qs. An-Nisa: 36)
Menikah bukan hanya menyatukan dua insan, akan tetapi menyatukan dua keluarga dengan latar belakang yang berbeda pula. Dengan seijin Allah aku menyayangi ayah dan ibu.
Wahai suamiku, Jangan ada ragu dan tidak percaya. Berilah pemahaman agama yang baik padaku tentang bagaimana akhlak terhadap orang tua, berbuat baik pada keduanya. Karena Allah telah menjadikan keduanya sebagai sebab keluarnya engkau dari tidak ada menjadi ada.
Wallahu a’lam bisshowab. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word.Â