SUATU ketika, uang berkata-kata.
Perkenalkan, namaku uang. Sebut saja aku duit. Panggilan ukhuwah fulus. Kalo nama beken money.
Wajahku biasa saja. Fisikku juga lemah. Namun aku mampu merombak tatanan dunia. Aku juga bisa merubah perilaku. Bahkan sifat manusia mampu ku ubah.
Karena manusia sangat mengidolakanku. Banyak manusia yang merubah kepribadiannya. Mengkhianati teman. Menjual tubuh. Bahkan meninggalkan keyakinannya sendiri.
Semua itu demi aku!
Aku tidak mengerti perbedaan orang saleh dan bejat. Tapi manusia memakai aku sebagai patokan derajat hidup mereka. Menentukan kaya miskin, terhormat atau terhina dengan aku–uang.
Aku bukan iblis. Namun manusia acapkali berbuat keji demi aku!
Aku juga bukan orang ketiga. Tapi tak sedikit dari pasutri suami istri yang cerai gegara aku. Kakak adik beradu, saling benci karena aku. Anak dan orangtua berselisih gara-gara aku!
Aku bukanlah Tuhan, jelas. Tapi kebanyakan manusia menyembahku laiknya seorang hamba beribadah kepada Tuhannya. Bahkan kerap kali hamba-hamba Tuhan itu lebih menghormati aku. Padahal Tuhan sudah berpesan; jangan jadi hamba uang.
Seharusnya aku yang melayani manusia. Tapi kenapa malah manusia yang rela jadi budakku? Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapa pun. Tapi banyak orang rela mati demi aku.
Perlu aku ingatkan. Aku hanya bisa menjadi alat bayar resep obat Anda. Tapi tak mampu memperpanjang hidup Anda!
Kalau suatu hari Anda dipanggil Tuhan. Aku tak akan bisa menemani Anda. Apalagi menjadi penebus dosa-dosa Anda. Anda harus menghadap sendiri kepada sang Pencipta lalu menerima penghakimanNYA!
Saat itu. Tuhan pasti akan berhitung dengan anda. Tuhan mungkin akan bertanya; apakah selama hidup Anda menggunakan aku–uang dengan baik? Atau sebaliknya, menjadikan aku sebagai Tuhan baru kalian?
Ini pesan terakhirku. Aku tidak akan ada di Surga. Jadi jangan cari aku disana.
Engkau jangan terlalu sayang denganku. Buatlah aku jadi jalan keberkahan di dunia dan di akhirat. Gunakan aku untuk berzakat, infak, sedekah. []