BELUM banyak yang tahu jika makanan-makanan ala oriental seperti Japanese food, Korean Food dan Chinese food sarat dengan bahan-bahan yang terlarang dikonsumsi oleh umat Islam. Tidak bisa kita pungkiri kebanyakan umat Islam masih terlalu permisif dengan apa yang mereka makan. Bagi mereka “tidak mengandung babi” sudah cukup untuk menjadi standar satu makanan layak dikonsumsi, meskipun sedikit demi sedikit mulai tumbuh kalangan Muslim yang semakin peduli kehalalan terhadap apa yang mereka konsumsi.
Sebut saja Dian Krishtirahayu, salah seorang dari sekian banyak warga Jakarta yang sangat peduli dengan makanan halal. Baginya mengonsumsi makanan halal akan berdampak serta berpengaruh terhadap jiwa seseorang. Sikap pedulinya terhadap makanan halal inilah akhirnya mengantar dirinya menjadi pemilik restoran Jepang yang tentu saja halal untuk dikonsumsi.
Dari kegemarannya bersama suaminya dengan makanan Jepang Sushi, membuat Dian bercita-cita memiliki sendiri restoran Sushi halal berbeda dengan restoran Sushi lainnya yang sudah ada sebelumnya. Dan sekarang cita-citanya itu terwujud dengan hadirnya restoran Sushi Bar halal miliknya di dua mall besar yang ada di Jakarta.
“Yang jelas latar belakang saya membuat restoran ini sudah pasti karena saya dan suami penyuka makanan sushi. Bagi saya, sushi sejak dahulu adalah makananan yang sehat, tapi kan tidak cukup hanya sekedar sehat karena juga harus halal. Terus terang di Indonesia ini masih susah mencari restoran sushi yang halal. Kebetulan saya dan suami pengen punya bisnis kuliner yang halal ditambah lagi kita penyuka sushi, jadi kita wujudkan keinginan itu dengan membuat restoran sushi halal. Sejak awak waktu kami memutuskan membuat Sushi Bar, kami telah mempersiapkan segala sesuatunya harus dari barang-barang yang halal,” ujar Dian kepada Islampos beberapa waktu yang lalu.
Dian mengakui bahwa awalnya agak sulit membuat makanan Jepang tanpa ada unsur haram di dalamnya, namun setelah melakukan berbagai eksperimen Dian akhirnya bisa membuat makanan Jepang halal yang secara rasa dan kualitas sama dengan produk makanan Jepang lainnya khususnya sushi.
Bahan Halal sertifikasi MUI
Mencoba berkomitmen dengan kehalalan suatu produk, Dian menyatakan bahwa bahan-bahan yang digunakan di restoran Sushi Bar semuanya ada sertifikasi Halal LPPOM MUI. Dan kalaupun ada penggunanan bahan impor, tetap Dian memilih bahan yang sudah disertifikasi halal oleh lembaga Muslim yang ada di negara tersebut, meskipun tetap harus berkoordinasi dengan LPPOM MUI yang ada di Indonesia.
“Alhamdulillah kami lebih mengedepankan rasa dan kualitas jadi meskipun yang disajikan di Sushi Bar halal semua, tapi kami tidak ingin membuat rasa makanan menjadi kurang enak atau aneh karena bagi kami rasa tetap nomor satu. Sebelum membuat produk kita cicip terlebih dulu, kebetulan kita punya chef yang pernah kerja di restoran sushi terkenal yang sudah paham soal makanan ini. Jadi saya dengan dia berkolaborasi bagaimana membuat bahan-bahannya karena kita tahu kalau bahan yang asli untuk restoran sushi pasti bercampur dengan yang tidak halal, sebagai pengganti kita gunakan bahan lokal yang sudah ada sertifikasi halal MUI.”
Ketika ditanya apa perbedaan restoran Sushi Bar dengan restoran sejenis lainnya dari sisi bahan, Dian dengan tegas menyatakan bahwa ada banyak perbedaan khususnya soal bahan-bahan halal. “Contoh soyu (kecap), kita pakai kecap lokal sedangkan yang lain pakai kikoman yang kita tahu ada unsur haramnya dan kita tidak pake mirin. Untuk penguat rasa kita gunakan bahan halal lain yang bukan mirin namun rasanya mirip,” jelas Dian.
Restoran Halal sebagai Syiar
Kepada Islampos, Dian sedikit mengeluhkan masih banyak umat Islam khususnya di Jakarta yang tidak peduli makanan yang mereka konsumsi halal atau tidak.
“Jujur saya tuh suka gemes lihat mbak-mbak dan ibu-ibu kerudungan tapi makannya ditempat yang tidak halal, apa mereka tidak tahu yah?” tanya Dian.
Meskipun begitu Dian tetap optimis karena melihat ada tren baru sekarang di mana orang-orang sudah mulai ada kesadaran untuk mengkonsumsi makanan halal. Dian juga bercerita bahwa pada saat restoran Sushi Bar resmi mendapat sertifikat halal dari LPPOM MUI pada bulan Januari lalu, tidak beberapa lama setelah itu sudah ada peningkatan jumlah pengunjung sekitar 20 persen.
“Tapi tetap saya masih belum puas karena saya pengennya pangsa pasar saya orang-orang yang berkerudung itu, sampai suatu saat nanti orang akan berpikir kalau mau makan sushi halal yah makannya di Sushi Bar. Jadi melihat hal ini, sepertinya memang saya harus syiar agama dalam bentuk makanan. Saya kerjasama dengan LPPOM MUI dan pihak lainnya, makanya saya senang ada kunjungan gerebek halal dari komunitas Halal Corner. Mereka punya komunitas yang besar, yah mungkin orang-orang yang berkerudung awalnya tidak tahu akhirnya akan tahu ada sushi yang halal lewat komunitas Halal Corner,” ujar perempuan paruh baya ini.
Terkait keuntungan dari restoran Sushi Bar, Dian mengaku untuk saat ini dia dan suaminya belum memikirkan hal tersebut. Dengan kata lain Sushi Bar belum menguntungkan bagi mereka.
“Semuanya saya serahkan kepada Allah selama saya berjalan di koridor yang Allah tentukan insya Allah akan ada gantinya dan saya percaya itu. Jadi kalau nanti saya dipanggil, saya bisa mempertanggung jawabkan apa yang telah saya lakukan selama hidup, itu aja sih. Untuk sementara saya ga mikirin untung ruginya dulu. Bagi saya yang penting syiar makanan halal..jadi syiarnya hares kenceng. Kalau kita mengkonsumsi makanan yang sehat dan halal maka jiwa kita pun akan sehat kan? Jadi saya pengen melakukan syiar yang seperti itu aja dulu,” tandas Dian yang merupakan istri seorang pengusaha IT ini.
Selain berkomitmen dengan makanan halal, Dian berusaha dalam manajemen restorannya menerapkan nilai-nilai keislaman seperti mewajibkan karyawan pria untuk shalat Jumat, yang hal seperti ini sering masih diabaikan oleh pemilik resto lainnya. Jadi jika pelanggan berkunjung di hari Jumat pada jam-jam shalat Jumat mereka tidak akan menemukan karyawan pria. [fq/islampos]