YAMAN—Tiga warga Yaman dilaporkan telah meninggal dunia karena dicurigai menderita difteri. Keterangan ini disampaikan dokter setempat pada Rabu (22/11/2017), ketika WHO dan Palang Merah Internasional memperingatkan bahwa penyakit difteri kini tengah menyebar.
“Saat ini, ada peningkatan kasus difteri, karena cakupan vaksinasi yang buruk untuk anak di bawah lima tahun,” kata juru bicara ICRC kepada AFP.
WHO juga mengonfirmasi kasus difteri telah muncul di Yaman, di mana konflik telah membuat rumah sakit berjuang hanya untuk mendapatkan pasokan medis dasar, termasuk vaksin.
Di kota pelabuhan Hudaydah, dokter anak Ousan al-Absi di rumah sakit Al-Thawra mengatakan tiga orang telah meninggal karena difteri selama 24 jam terakhir, Alarabiya melaporkan.
“Kami terkejut dengan munculnya kasus difteri di sini. Kami telah mendiagnosis dan memberi mereka perawatan darurat sebaik mungkin,” kata Al-Absi.
“Beberapa dari mereka sekarat saat tiba di rumah sakit,” tambahnya.
Seorang warga, Ibrahim al-Musbahi mengaku telah menjual semua harta miliknya guna membayar keluarganya masuk rumah sakit, setelah lima anak dan istrinya diduga mengidap difteri.
Anak perempuannya yang berusia 11 tahun, Yasmin, meninggal pada Rabu pagi. Dia telah mengalami kegagalan ginjal ketika dokter mendiagnosisnya.
“Yang pertama jatuh sakit adalah Yasmin, lalu saudara laki-laki dan perempuannya. Dan kemudian ibu mereka jatuh sakit, ” kata Musbahi kepada AFP. Ia menambahkan bahwa dirinya pun merasakan beberapa gejala.
“Situasi keuangan saya sangat buruk, saya menjual semuanya demi anak-anak saya. Saya hanya berharap bisa menemukan seseorang untuk merawat dan menyembuhkan anak-anak saya,” tambah Musbahi.
Difteri adalah infeksi bakteri yang dapat dicegah dengan vaksin, sering menyerang hidung dan tenggorokan dan – jika tidak diobati – bisa merusak jantung dan sistem saraf. []