JEPANG—Muslim di Jepang hanya berkisar lebih 100 ribu jiwa, itupun didominasi warga asing yang menetap. Kabar baiknya, Jepang menunjukkan peningkatan populasi Muslim secara perlahan dan stabil dalam beberapa waktu belakangan ini.
Halallifestyle mengutip ABNA 24 pada Selasa (21/11/2017), merespon pertumbuhan itu pemerintah Jepang mulai mendorong pendirian bisnis yang berorientasi pada peluang Muslim dan pendirian tempat-tempat ibadah yang berada di lokasi strategis.
Dalam menjalani aktivitas keibadahan, Muslim di Jepang masih menemui beberapa kendala yang cukup berpengaruh. Padahal, masyarakat Jepang dikenal ramah dan tidak memiliki sentimen anti-Islam, bahkan tidak menunjukkan perilaku negatif atau diskriminatif pada Muslim.
Tantangan terbesar Muslim Jepang adalah isu-isu negatif yang diembuskan media-media Barat tentang Islam yang dikhawatirkan memengaruhi pandangan masyarakat asli.
Untuk menepis isu-isu itu, Muslim di Jepang beramai-ramai menjalankan program sosial atas nama masjid untuk memberi pemahaman yang lurus dan benar tentang Islam sebelum terjadi kesalahpahaman masyarakt asli Jepang yang mayoritas beragama Shinto.
Kondisi Muslim Jepang mulai tumbuh lantaran banyak imigran dari Malaysia dan Indonesia yang menetap. Kendala yang diprediksi akan menjadi masalah adalah biaya operasional tempat ibadah. Selama ini, beberapa masjid masih bergantung pada sumbangan dan kesulitan dalam hal biaya operasional. Kecuali Masjid seperti Tokyo Camii yang biaya operasionalnya ditanggung pemerintah Turki.
Sebagai bukti pertumbuhan yang berkenaan dengan Muslim dan Islam di Jepang, negara ini dalam laporan Muslim Millenials Travel Report 2017, masuk dalam tiga besar tujuan utama wisata halal para Muslim milenial dari seluruh dunia, bersama Malaysia dan Indonesia. []