ABDULLAH bin `Abbas bin `Abdul Muththalib bin Hasyim atau sering dikenal Ibnu Abbas adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang berpengetahuan luas. Banyak hadits sahih yang diriwayatkan melalui Ibnu Abbas, serta dia juga menurunkan seluruh Khalifah dari Bani Abbasiyah.
Usia Ibnu `Abbas baru menginjak 15 atau 16 tahun ketika Nabi wafat. Namun dengan kesungguhannya mencari ilmu, baik di masa hidup Nabi maupun setelah Nabi wafat, Ibnu `Abbas memperolah kebijaksanaan yang melebihi usianya. Karena kedalaman pengetahuan dan kedewasaannya, `Umar bin Khaththab menyebutnya ‘pemuda yang tua (matang).’
Dalam sebuah riwayat, Ibnu ‘Abbas ra mengatakan bahwa Heraclius pernah mengirim Surat kepada Mu’awiyah dan berkata, “Jika masih tersisa kenubuwwahan di kalangan mereka, niscaya mereka akan memberitahukanku mengenai apa saja yang aku tanyakan tentangnya.”
Ibnu ‘Abbas melanjutkan, “Heraclius pun menanyakannya tentang al-majarrah (galaksi bima sakti), al-qaus (pelangi), dan sebidang tanah yang belum pernah terkena pancaran sinar matahari, kecuali satu saat saja.”
Ibnu ‘Abbas berkata, “Tatkala surat itu sampai ke tangan Mu’awiyah, ia berkata, ‘Ini adalah pertanyaan yang tidak pernah aku duga akan aku tanyakan tentangnya hingga hariku ini, siapakah yang sanggup menjawabnya?‘”
Dijawab, “Ibnu’Abbas.”
Mu’awiyah lantas mengirimkan surat itu ke Ibnu ‘Abbas, dan Ibnu ‘Abbas menjawabnya sebagai berikut, “Sesungguhnya al-qaus itu adalah tanda aman bagi penduduk bumi dari tenggelam, al-majarrah adalah pintu langit yang terbelah. Sedang sebidang tanah yang belum pernah terkena pancaran sinar matahari, kecuali satu saat saja di siang hari adalah laut yang menyelamatkan Bani Israil.” []
Sumber: https://www.kisahislam.net/2013/03/15/mukhtasar-bidayah-wan-nihayah-galaksi-bima-sakti-pelangi/