BRAZIL—Konsumsi produk halal kian diminati dunia internasional. Mereka mulai sadar akan kelebihan produk halal dibandingkan dengan barang non halal. Konsumsi produk halal tumbuh berbarengan dengan persoalan identitas seorang Muslim sebagai komitmen terhadap peraturan dalam agamanya.
Konsumsi produk halal tak hanya soal makanan namun juga pakaian, perjalanan atau wisata, hingga sistem keuangan syariah.
“Studi akademis telah secara konsisten melaporkan bahwa etnis minoritas pada umumnya, dan Muslim pada khususnya, merasa lebih aman tentang identitas mereka,” kata Dr Jamal Ahmed dari Universitas Cardiff seperti dikutip dari Al-Jazeera Senin (27/11/2017).
Menurutnya, Muslim pun mencari identitas saat mereka membangun gagasan tentang diri mereka sendiri dan membuat pernyataan tentang siapa mereka.
Dari sisi individu yang juga konsumen, pemenuhan kewajiban keagamaan ini merupakan tindakan yang dapat memperkuat identitas mereka. Sedangkan bagi pemerintah, bisnis halal merupakan potensi pertumbuhan fiskal.
Sejumlah negara mayoritas non-muslim pun menjadi sumber utama produk daging yang memasarkan produknya secara global. Sedikitnya ada 10 negara yang mengekspor daging halal ke sejumlah negara Muslim yang masuk sebagai anggota organisasi kerjasama negara-negara Islam (OKI).
Berikut ini 10 negara pengekspor daging halal seperti dilaporkan dari Pusat Pengembangan Ekonomi Islami di Dubai dan Yayasan Thomson Reuters belum lama ini:
-Brasil dengan nilai perdagangan mencapai USD 5,19 miliar.
-Australia : USD 2,36 milar
-India : USD 2,28 miliar
-Prancis : USD 0,8 miliar
-Cina : USD 0,7 miliar
-Sudan : USD 0,63 miliar
-Belanda : USD 0,59 miliar
-Spanyol : USD 0,56 miliar
-Somalia : USD 0,47 miliar
-Turki : USD 0,46 miliar
Sedangkan perdagangan makanan bersertifikasi halal di dunia saat ini mencapai USD 415 miliar. Lima negara sebagai importir utama daging halal adalah: Saudi Arabia, Malaysia, UAE, Indonesia, dan Mesir. []