AYYAUMUL BIDHH merupakan puasa sunah yang dikerjakan selama 3 hari di pertengahan bulan Qamariyyah yaitu tanggal 13, 14, dan 15. Seperti halnya ibadah sunah lain, ayyaumul bidh juga punya serba serbi unik terkait pahala dan sejarahnya lho.
Bagaimana asal mula diperintahkannya puasa ayyaumul bidh?
Riwayat Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari sehingga menjadi hitam/gosong. Kemudian Allah memberikan wahyu kepadanya untuk berpuasa selama tiga hari (tanggal 13, 14, 15). Ketika berpuasa pada hari pertama, sepertiga badannya menjadi putih. Puasa hari kedua, sepertiganya lagi menjadi putih. Puasa hari ketiga, sepertiga sisanya menjadi putih.
Pendapat lain menyatakan bahwa dinamai ayyamul bidhh karena malam-malam tersebut terang benderang disinari rembulan, dan rembulan selalu menyinari bumi sejak matahari terbenam sampai terbit kembali. Karenanya, pada hari-hari itu malam dan siang seluruhnya menjadi putih (terang).
Dari sejarah tersebut dikenal juga nama lain puasa ayyaumul bidh yaitu puasa putih.
Mengapa disunahkan puasa ayyaumul bidh?
Sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhori-Muslim menyebutkan, “Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang Kaulakukan. Karena itu, maka puasa ayyamul bidhh sama dengan berpuasa setahun penuh.”
Jadi, keutamaan puasa ayyaumul bidh itu ternyata mencangkup pahala yang besar bagi seorang muslim. Tiga hari puasa itu akan diganjar 3 kali lipat, setara dengan puasa satu bulan penuh. []
Sumber: Badruddin Al-‘Aini Al-Hanafi, ‘Umdatul Qari` Syarhu Shahihil Bukhari, juz XVII, halaman 80.