JAKARTA—Kehadiran kalender Islam terpadu dikabarkan telah menjadi sebuah keniscayaan, di tengah-tengah perbedaan yang semakin kentara. Untuk mewujudkannya, perlu mekanisme yang jelas dan terarah. Hal ini disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ketika menjadi pembicara kunci dalam Seminar Internasional Fikih Falak di Jakarta, Rabu (29/11/2017).
“Di sinilah negara perlu hadir untuk kemudian mengarahkan satu perubahan kemajuan dari solidaritas individual-sektarian menuju solidaritas kebangsaan-keummatan,” ungkap Menag, situs resmi kemenag melaporkan pada Rabu (29/11/2017).
Menag mengapresiasi pelaksanaan seminar internasional yang mengusung tema “Peluang dan Tantangan Implementasi Kalender Global Hijriah Tunggal.” Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat bagi umat Islam Indonesia menyatukan langkah dan membangun visi bersama, strategi dan tahapan untuk mewujudkan kalender Islam yang mapan dan dapat diterima semua pihak.
“Proses unifikasi kalender Islam ini merupakan proyek besar yang harus dilakukan melalui ijtihad-kolektif, terukur dan terencana,” ujar Menag.
Seminar yang berlangsung mulai 28 – 30 November 2017 ini dihadiri oleh delegasi dari 14 peserta negara sahabat yang mengikuti seminar, yaitu: Malaysia, Brunai Darussalam, Turki, Maroko, Singapura, Arab Saudi, Mesir, Iran, Yordania, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Inggris, India, Irlandia.
Selain itu, seminar juga diikuti ahli falak Indonesia, ormas Islam, akademisi perguruan tinggi, pakar astronomi, serta lembaga negara terkait.