PALESTINA—Pengakuan kota suci al-Quds sebagai ibukota Israel oleh AS merupakan tantangan perang secara terang-terangan kepada bangsa Arab dan umat Islam. Keterangan ini disampaikan petinggi Hamas, Izet Rasyq, Sabtu (2/12/2017).
Rasyq memprediksi pengakuan itu akan menjadi pemicu kemarahan yang akan menjadi ledakan melawan penjajah Israel, Palinfo melaporkan pada Ahad (3/12/2017).
“Kabar semakin dekatnya pengakuan Trump atas al-Quds sebagai ibukota Israel, merupakan tamparan keras kepada mereka yang bergantung kepada perundingan yang diserukan AS, yang tidak pernah adil kepada Palestina. Namun memihak secara terang-terangan kepada penjajah Israel dan selalu berdiri dalam barisan agenda pemerintah radika Zionis,” ungkap Rasyq.
“Tindakan pemerintah Trump mengakui al-Quds sebagai ibukota Israel, tidak akan memberi hak apapun kepada Israel dan tidak akan mengubah apapun fakta sejarah di kota al-Quds. Sejak dulu hingga nanti Al-Quds akan tetap sebagai kota Arab dan Islam, yang kecusiannya akan terus dibela oleh rakyat Palestina dan umat Islam sampai terbebas seluruhnya,” tambahnya.
Sebelumnya pada Jum’at (1/12/2017), para pejabat AS telah mengatakan bahwa Presiden Donald Trump bertekad untuk mengakui kota al-Quds sebagai ibukota Israel. Pengakuan ini akan disampaikan Trump pada pidato Rabu (6/12/2017) mendatang. Demikian menurut kantor berita Associated Press.
Para pejabat AS menambahkan, Trump bertekad memenuhi janjinya (selama kampanye presiden AS) untuk memindahkan kedubes AS dari Tel Aviv ke al-Quds. []