MAKSIAT merupakan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Orang yang melakukannya senantiasa tidak peduli mengenai adanya Allah SWT sebagai Tuhan yang selalu menyaksikan apa yang ia lakukan. Hingga, akibat dari sikapnya itu membuat hatinya menjadi sakit.
Hati yang lurus menjadi bengkok akibat maksiat. Hati terus merasakan sakit sehingga makanan pun tak berguna baginya, padahal makanan tersebut sangat dibutuhkan demi kelangsungan hidup dan kesehatan badannya. Pengaruh dosa di dalam hati sama dengan pengaruh penyakit pada badan. Bahkan dosa merupakan penyakit hati yang tiada obatnya melainkan dengan meninggalkan dosa itu sendiri.
Orang-orang yang meniti jalan menuju ridha Allah telah sepakat, bahwa hati tidak akan menghasilkan cita-citanya kecuali ia telah sampai kepada Tuhan yang menguasainya. Ia tidak akan sampai kepada Tuhan yang menguasainya, kecuali ia dalam keadaan sehat dan selamat. Dan ia tidak akan sehat dan selamat kecuali penyakitnya telah dimusnahkan.
Adapun penyakit hati adalah nafsu. Dan mengobati nafsu tidak akan berhasil kecuali dengan cara tidak menuruti ajakan nafsu tersebut. Karena menuruti ajakan hawa nafsu tersebut adalah penyakit hati, sedangkan obat penawarnya adalah tidak menuruti ajakannya.
Jika penyakit itu telah berakar di hati, maka hal itu akan menyebabkan dia berada di antara mati dan hidup. Barangsiapa dapat menahan diri dari ajakan nafsunya, maka surga-lah tempatnya kelak. Demikian pula hatinya di dunia ini juga akan mendapatkan surga.
Sudah barang tentu kenikmatan di dunia berbeda dengan kenikmatan yang ada di surga. Tapi, kenikmatan yang ada di dunia dan di akhirat saling berkaitan. Masalah ini memang sesuatu yang tidak bisa diterima akal kecuali bagi orang yang hatinya telah merasakan kedua nikmat tersebut.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka,” (QS. Al-Infithar: 13-14).
Anda jangan menyangka hal itu terbatas pada kenikmatan dan siksa di akhirat saja, tetapi kenikmatan dan siksa itu akan mereka rasakan di ketiga alam, yakni alam dunia, barzah dan akhirat. Sehingga, sebagian mereka ada yang mendapatkan kenikmatan dan ada pula yang mendapatkan siksa.
Apakah kenikmatan itu hanya kenikmatan hati saja? Dan adakah siksa yang lebih dahsyat dari ketakutan, kegundahan dan kesusahan, dada yang sempit, berpalingnya seseorang dari Allah dan akhirat serta ketergantungan seseorang kepada selain Allah dan putusnya hubungan dengan-Nya? Ketahuilah, setiap orang yang tergantung dan cinta kepada selain Allah, maka Allah akan menimpakan siksa yang sangat buruk kepadanya.
Setiap orang yang mencintai sesuatu bukan karena Allah, maka di dunia ini akan diberikan siksa tiga kali. Pertama, ia akan disiksa sebelum memperoleh sesuatu yang dicintai tadi sampai ia memperolehnya. Kedua, jika barang tersebut telah ia dapatkan, pada saat itu ia akan disiksa dengan rasa khawatir bila barang tersebut lenyap dari tangannya, maka semakin bertambahlah penderitaannya. Ketiga, penderitaan inilah yang ia derita di dunia ini.
Adapun azab di alam barzah adalah suatu azab yang menyertai sakitnya perpisahan yang tidak mungkin dapat kembali lagi. Sakitnya tidak mendapatkan banyak kenikmatan yang disebabkan kesibukannya melakukan kemaksiatan. []
BERSAMBUNG
Sumber: Terapi Penyakit dengan Al-Quran dan Sunnah/Karya: Ibnu Qayyim/Penerbit: Pustaka Amani Jakarta