SEJUMLAH kepala negara bereaksi atas sikap Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengumumkan pengakuan atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Seperti dikutip dari berbagai sumber, berikut ini pernyataan beberapa kepala negara di dunia yang bereaksi atas keputusan pemerintah AS tersebut:
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pada Trump bahwa ia “prihatin” dengan rencana sepihak presiden AS tersebut untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
“Setiap keputusan mengenai status kota yang diperebutkan harus ‘dalam kerangka negosiasi antara Israel dan Palestina’,” kata Macron seperti dimuat dalam keterangan Kementerian Luar Negeri Prancis yang dilansir CNN.
Duta Besar Arab Saudi di Washington Pangeran Khalid bin Salman juga merilis pernyataan senada dengan Presiden Prancis.
“Setiap pengumuman sebelum penyelesaian akhir memiliki dampak merugikan pada proses perdamaian dan akan meningkatkan ketegangan di kawasan,” kata Pangeran Khalid bin Salman.
Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shukri pun memperingatkan bahaya yang mungkin terjadi terkait sikap AS tersebut.
Seperti dikutip dari haaretz.com, Shukri menekankan bahwa pengakuan terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel tidak hanya akan mengubah kebijakan luar negeri AS yang konsisten selama beberapa dekade, tapi juga dapat memicu kekerasan di Timur Tengah dan runtuhnya proses perdamaian dua negara.
Diplomat Mesir tersebut menyatakan bahwa makna historis dan religius Yerusalem harus disikapi dengan kehati-hatian ketika dikaitkan dengan status diplomatik kota tersebut. Menurutnya, isu ini tidak hanya penting bagi Palestina, tapi juga dunia Arab dan muslim.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi juga memperingatkan hal serupa.
“Berbicara dengan Menlu AS Tillerson mengenai konsekuensi berbahaya bila mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusan itu akan memicu kemarahan di dunia Arab dan muslim, memantik ketegangan dan membahayakan upaya perdamaian,” tulis Menlu Safadi di akun Twitternya pada Senin (4/12/2017).
Sedangkan, Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag menyebut pengakuan atas Yerusalem merupakan “bencana” bagi kawasan.
“Kesepakatan internasional dan resolusi PBB mewajibkan perlindungan terhadap status Yerusalem dan PBB memiliki komitmen terpisah untuk menjaga status ini. Turki, sekali lagi mengingatkan semua orang akan tanggung jawab dan komitmen mereka terkait hal tersebut,” ungkap Bozdag.
Menurut Bozdag, baik warga Israel dan Palestina tidak akan diuntungkan dengan kebijakan Trump. “Jika langkah lain diambil atas Yerusalem yang statusnya dilindungi kesepakatan internasional, maka hasilnya akan menjadi bencana”. []