Oleh: Manpan Drajat
KEMBALILAH ke warung tetangga kita.
Memang mereka lebih murah, memang tampilan mereka lebih gaya, memang keluar dari sana kelihatan keren.
Dengan iklan dan pelayan selalu tersenyum, mereka telah membius kita hingga lupa warung tetangga.
Tapi coba mari kita renungkan, selihsihnya tidak seberapa, dengan selisih yang sedikti itulah warung saudara atau tetangga kita bisa menafkahi anak istrinya, menyekolahkan anaknya, mungkin juga bisa membayar zakat dan sedekah. Hanya itulah tumpuan mereka untuk mencoba hidup layak atau mungkin beberapa warung kecil, tidak komplet, hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari saja.
Marilah kembali ke warung-warung tetangga kita yang selama ini anak-anaknya selalu bersama anak kita pergi ke pengajian, yang mengundang atau diundang kalau ada syukuran, yang selalu bertegur sapa disela-sela kesibukan, ya tetangga kita yang… kalau kita mati mereka akan melayat kita, mendo’akan kita dan mengantarkan jasad kita ke liang lahat.
Ayo kita ramaikan warung tetangga kita, semoga belanja kita tidak hanya memenuhi kebutuhan materi saja, akan tetapi bernilai ibadah. []