YERUSALEM selalu menjadi salah satu pertanyaan yang paling sulit dan sensitif dalam konflik Israel-Palestina. Selama bertahun-tahun, AS ‘tutup mulut’ untuk menyatakan bahwa Yerusalem sebagai ibu kota Israel tanpa adanya kesepakatan perdamaian Israel-Palestina.
Di satu sisi Palestina juga mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota mereka dan umat Islam di seluruh dunia. Menyadari Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh AS adalah sebuah langkah besar yang lebih dekat dengan relokasi kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem, yang akan dilihat sebagai ‘pengesahan’ kedaulatan Israel atas Yerusalem.
Menurut CNN, memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem sangatlah mudah. Pasalnya, telah ada konsulat AS di Yerusalem sebelumnya.
Usai deklarasi, Trump telah memerintahkan Departemen Luar Negeri AS “untuk memulai persiapan relokasi kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem.” Trump mengatakan Departemen Luar Negeri bisa segera mempekerjakan arsitek dan kontraktor bangunan untuk membangun sebuah kedutaan yang akan menjadi “Sebuah penghargaan yang luar biasa untuk perdamaian.”
Namun tantangan tidak hanya logistik. Relokasi kedutaan berisiko menimbulkan krisis diplomatik dengan negara-negara Arab yang dapat mencakup protes luas di berbagai kedutaan AS di berbagai negara. Ada kecaman luas dari dunia Arab setelah keputusan Trump diumumkan.
Israel mulai menduduki Yerusalem Timur selama Perang Enam Hari tahun 1967. Sejak itu, semua kota berada di bawah otoritas Israel. Peringatan “Yerusalem Day” kerap digelar pada akhir Mei atau awal Juni sebagai perayaan bahwa Yerusalem milik Israel. Namun Palestina, dan masyarakat internasional memandang Yerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina di masa depan.
Diperkirakan 850.000 orang tinggal di Yerusalem – 37% adalah Arab dan 61% adalah Yahudi, menurut Yerusalem Institute. Populasi Yahudi termasuk sekitar 200 ribu ultra-Ortodoks Yahudi, dengan sisanya dibagi umumnya antara agama Yahudi Zionis dan sekuler. Dari penduduk Arab di kota itu, 96% adalah Muslim; lainnya 4% adalah Kristen.
Sebagian besar penduduk Palestina tinggal di Yerusalem Timur. Meskipun ada beberapa lingkungan campuran di Yerusalem di mana baik Israel dan Arab hidup bersama. []