MANUSIA diberi anugerah oleh Allah SWT berupa mulut yang digunakan untuk berbicara. Fungsi mulut ini sangat penting bagi manusia, karena inilah satu-satunya yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dan sudah selayaknya kita patut mensyukurinya dengan menggunakan mulut ini secara baik, terutama dalam bertutur kata.
Kita, umat Muslim memiliki panutan kehidupan yang insya Allah akan menuntun kita pada jalan kebenaran. Dialah Rasulullah SAW. Kita dapat mencontoh apa pun yang beliau lakukan, termasuk dalam bertutur kata. Marilah kita melihat bagaimana tutur kata beliau.
Dari Aisyah RA berkata, “Rasulullah SAW tidak pernah berbicara dengan cepat seperti kalian, akan tetapi beliau berbicara dengan jelas, siapa yang duduk di sampingnya maka ia akan menghafalnya,” (HR. Abu Daud).
Rasulullah SAW adalah orang yang lembut, suka jika bicaranya dipahami, di antara perhatian beliau terhadap umatnya adalah beliau memperhatikan perbedaan di antara orang, dan tingkat pemahaman mereka. Ini menuntut seseorang menjadi penyabar.
Dari Aisyah RA, beliau berkata, “Perkataan Rasulullah SAW jelas, dipahami oleh setiap yang mendengarnya,” (HR. Abu Daud).
Perhatikan kelembutan Rasulullah SAW dan kesabarannya ketika beliau mengulangi perkataannya agar bisa dipahami.
Dari Anas bin Malik RA berkata, “Rasulullah SAW mengulangi kata-katanya tiga kali agar bisa dipahami,” (HR. Bukhari).
Beliau bersikap ramah kepada orang dan menenangkan orang yang merasa takut, karena sebagian orang merasa takut dan segan.
Dari Ibnu Mas’ud RA berkata bahwa ada seseorang yang datang kepada nabi SAW, lalu Rasulullah SAW berbicara dengannya, tiba-tiba ia gemetar, maka Rasulullah SAW berkata padanya, “Tenanglah, karena aku bukan raja, aku hanyalah seorang anak wanita yang pernah makan dendeng,” (HR. Ibnu Majah). []
Sumber: Suatu Hari di Rumah Rasulullah/Karya: Abdul Malik al Qasim/Penerbit: Daarul Qaasam