Oleh: Sheila Evelina Putri, Mahasiswi FISIB Universitas Trunojoyo Madura
MENDADAK telepon berdering dari seorang sahabat di pagi yang cerah. Mengabarkan berita nilai-nilai yang mulai menampakkan wajah. Tentu saja aku langsung sumringah. Penasaran, akan seperti apa rupa hasil selama satu semester kuliah.
Kegirangan berubah sekejap saja. Modulator dan demodulator yang biasa aku pakai raib dari pandangan mata. Di mana dia? Aku sedang memerlukannya. Adikku tertawa. Dia biasa menyembunyikan barang penting entah di mana.
Aku ingat. Semalam, adikku di kamar main lompat-lompat. Dan dia juga menyembunyikan itu perangkat. Tapi adikku sudah berangkat. Menimba ilmu untuk dunia dan akhirat. Aku harus menemukan modem itu sebelum sekarat.
Kucari di bawah bantal, guling, hingga kemudian seprei aku lipat-lipat. Kasur aku gulung menjadi segi empat. Nihil, modem tak muncul meski telah kucari ke segala tempat.
Akhirnya aku turun merayap. Berbekal sapu, aku siap dan sigap. Mencari-cari di bawah ranjang yang gelap. Akupun terkesiap. Sepertinya itu barang telah lenyap. Lelah, aku merangkak dari bawah dipan yang pengap.
Allah, di mana akan aku temukan. Aku telah mencari ke seluruh penjuru ruangan. Namun barang mungil itu tak kunjung keliahatan.
Allah, aku sedang butuh. Ingin melihat nilai-nilaiku kembali utuh. Ingin tahu pencapaian selama satu semester penuh. Aku perlu koneksi internet untuk membuka portal akademik dan alat itu bersembunyi angkuh. Aku rapuh dan engkau yang Maha Tahu di mana tangan kecil itu menaruh.
Dan aku pun mengalah. Barang itu mungkin sudah pergi ke negeri antah berantah. Perlahan, menata kembali kamarku yang tampak bagai kapal pecah.
Tak disangka kemudian, di tempat aku biasa menyimpan buku-buku. Di situ, benda mungil itu menyendiri bagai takal tuku. Wah, betapa bahagianya diriku. Akhirnya aku menemukanmu. Allah memang mau aku berusaha terlebih dahulu. Mengerahkan segenap tenagaku. Terimakasih Allahku.
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya,” (QS. Al-Baqarah: 286) []