PALESTINA –Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki mengatakan Presiden Palestina Mahmoud Abbas tidak akan bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence. Penolakan kepada Pence dipicu oleh pengakuan Amerika Serikat (AS)atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Sebelumnya, Gereja Koptik Mesir, Sabtu (9/12/2017) lalu juga membatalkan pertemuan dengan Pence untuk memprotes tindakan Washington terhadap Yerusalem.
Demikian juga yang dilakukan politikus senior Fatah Jibril Rajoub. Ia mengatakan akan menolak kehadiran Wakil Presiden Pence di Palestina.
“Kami tidak akan menerima dia (Pence) di wilayah Palestina, ujarnya seperti dikutip dari Aljazira, Senin (11/12).
Oktober lalu pihak Gedung Putih menjadwalkan kunjungan Pence ke Mesir, Israel dan Tepi Barat (Jalur Gaza). Pence juga dijadwalkan bertemu Abbas di Bethlehem pada 19 Desember mendatang. Namun, Fatah menolak agenda tersebut.
“Atas nama Fatah, saya mengatakan kita tidak akan menyambut wakil Trump di wilayah Palestina. Dia meminta bertemu (Abbas) pada 19 bulan ini di Bethlehem, pertemuan semacam itu tidak akan berlangsung,” kata Rajoub.
Dalam sebuah pernyataan pada Ahad (10/12/2017), Sekretaris Pers Pence Alyssa Farah menyayangkan keputusan Otoritas Palestina yang menolak pertemuan tersebut. Ia menilai Otoritas Palestina menghindari sebuah kesempatan untuk mendiskusikan masa depan kawasannya.
“Namun AS tetap berkomitmen melakukan perundingan damai,” katanya.
Ia melanjutkan, Pemerintah AS tetap tidak terpengaruh dalam upayanya membantu mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina. Ia juga menyebut tim perdamaian AS tetap berusaha menyusun rencana. []