Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mendeklasikan pengakuan Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12/2017) dalam pidatonya di Gedung Putih.
Trump langsung mengeluarkan perintah kepada Kementerian Luar Negeri untuk memulai memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Al-Quds. Pidato inilah yang ditolak oleh Palestina, Arab dan dunia Internasional. Berikut ringkasan 5 poin pidato Donald Trump, seperti dikutip dari Palinfo:
1.Pemindahan Kedutaan Besar
Trump meminta kepada Kementerian Luar Negeri untuk mempersiapkan pemindahan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Proses penugasan dan penunjukan arsitek dan perencana bangunan sipil akan dilakukan secara baik sehingga kedutaan besar yang baru menjadi penghormatan ‘cemerlang’ bagi perdamaian.
2.Yerusalem adalah Ibu kota Israel
Trump menegaskan, “Tantangan lama membutuhkan pendekatan baru. Kini saatnya mengakui secara resmi Yerusalem sebagai ibukota Israel.” Ia beralasan keputusannya ini “Tidak lebih tidak kurang hanya pengakuan tentang fakta. Setelah lebih dari dua dekade ditunda, kita belum mendekati kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.”
Trump menyinggung undang-undang AS yang terbit pada 1995 yang menandaskan tentang pemindahan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Undang-undang pemindahan itu berisi di salah satu pasalnya; membolehkan kepada presiden-presiden AS menunda realisasi penundaan pemindahan keduataan AS tersebut selama enam bulan. Presiden-presiden AS sebelumnya seperti Bill Clinton, George Bush dan Barack Obama tidak menggunakan undang-undang ini.
“Justru sangat bodoh jika mengira bahwa format undang-undang yang sama akan mendatangkan hasil lebih baik,” ujar Trump.
3.Solusi dua negara
Trump bersikeras bahwa “AS tetap antusias untuk berkontribusi memudahkan pencapaian kesepakatan perdamaian yang bisa diterima dua pihak.” Pihak AS mengaku akan berusaha sekuat tenaga membantu penandatangan kesepakatan perdamaian ini. AS mendukung solusi “dua negara” jika disepakati oleh dua pihak. Trump menyerukan semua pihak untuk tetap mempertahankan status quo saat ini di tempat suci di Al-Quds, terutama Temple Mount yang juga disebut Masjid Al-Aqsha. Meski pada kenyataannya Trump telah melanggar janjinya tersebut.
4.Ibukota Bangsa Yahudi
Trump menegaskan, “70 tahun lalu, AS – saat dipimpin Presiden Harry Trumman – telah mengakui negara Israel.” Sejak itu, Israel sudah membangun ibu kotanya di Yerusalem sebagai ibukota pilihan bangsa Yahudi di masa kuno.
Dan hari ini, Al-Quds diakui Trump sebagai pusat pemerintahan Israel dan juga menjadi pusat Knesset Israel dan Pengadilan Tinggi Israel.
Yerusalem hari ini menjadi tempat bagi bangsa Yahudi untuk menunaikan ibadah di depan Tembok Ratapan (tembok Al-Barraq, tembok barat), warga Kristen menggelar ibadah dengan Salibnya dan umat muslim shalat di Masjid Al-Aqsha dan kota ini harus tetap menjadi seperti itu.
5.Seruan gencatan senjata
Poin terakhir pidato Trump, ia mengajak “Agar semua pihak untuk tenang (gencatan senjata), bersikap moderat, dan mendahulukan tolerasi daripada memperkuat kebencian.” Ia menambahkan bahwa wakilnya Mike Pence akan mengunjungi kawasan Palestina dalam waktu dekat. Pemerintahannya komitmen sejak lama dengan perdamaian dan keamanan di kawasan. []