MESIR—Pemimpin Ikhwanul Muslimin Mesir Muhammad Badi dilaporkan telah menegaskan bahwa Palestina adalah masalah pertama umat Islam dan Arab, Sabtu (16/12/2017). Keterangan ini disampaikan dalam rangka menanggapi keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota Palestina.
“Palestina tetap menjadi masalah abadi kita. Sekarang kita dipenjara agar ‘transaksi abad ini’ mereka sempurnakan,” tukas Muhammad Badi’, Shabestan mengutip Anatoli melaporkan.
Muhammad Badi’ melontarkan pernyataan tersebut di pengadilan Kairo yang tengah mengadilinya beserta 738 anggota Ikhwanul Muslimin lainnya.
Menurut para pengamat, “transaksi abad ini” adalah sebuah terminologi yang diciptakan AS untuk “menuntaskan” pertikaian Palestina-Israel. Abdul-Fattah Al-Sisi juga pernah menyebut terminologi ini sehubungan dengan krisis Palestina dalam beberapa pernyataan resmi.
Setelah melontarkan pernyataan tersebut, Hakim Hasan Farid, kepala pengadilan Kairo, memotong ucapan Badi’ dan menuduhnya sedang merusak tatanan Mesir.
Dalam menjawab tuduhan ini, Badi’ menegaskan, “Kami bebas dari semua tuduhan ini. Bebaskanlah kami. Kami akan membebaskan Palestina. Kami sekarang dipenjara supaya mereka bisa menyempurnakan sebagian transaksi abad ini.”
Pemimpin Ikhwanul Muslimin dan 738 anggota yang lain dituduh oleh Pemerintah Mesir berperan dalam peristiwa Agustus 2013.
Sejak Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, seluruh dunia terutama negara-negara Islam dan Arab, terus menyaksikan aksi demonstrasi untuk memprotes pernyataan tersebut dalam dua minggu berturut-turut. []