MYANMAR—Mayoritas pengungsi Muslim Rohingya di Bangladesh dikabarkan merasa takut jika mereka dipulangkan ke Myanmar, Anadolu melaporkan pada Senin (18/12/2017).
“Di sini lebih baik dibandingkan Myanmar. Setidaknya kami aman di sini. Kami tidak ingin kembali. Kami bisa melindungi nyawa kami di sini,” kata Tahara, wanita Rohingya yang suaminya tewas dibunuh oleh pasukan rezim Myanmar.
Menurut laporan PBB, sekitar 650 ribu Muslim Rohingya telah menyeberang dari negara bagian Rakhine di Myanmar ke Bangladesh.
Ratusan ribu Muslim Rohingya ini terpaksa melarikan diri dari pembantaian oleh militer Myanmar, di mana pasukan keamanan dan gerombolan Buddha membunuh pria, wanita, dan anak-anak, menjarah rumah, dan membakar desa Rohingya.
Ketakutan Tahara juga dirasakan oleh mayoritas Muslim Rohingya di kamp-kamp pengungsi Bangladesh.
“Satu-satunya kesalahan kami adalah menjadi Muslim. Satu-satunya kesalahan kami adalah shalat di masjid atau pergi ke sekolah agama. Itu sebabnya mereka membunuh kami,” kata Zubeyre, pengungsi Rohingya yang mengatakan bahwa dia tidak berencana untuk kembali ke Myanmar.
“Kami tidak punya apa-apa lagi. Rumah kami terbakar. Lahan kami direbut. Paling tidak kami aman dan bisa makan di sini,” tambahnya. []